Pandemi Jadi Endemi, Bisakah Indonesia Mengendalikan Covid-19?
2 Maret 2022 ini tepat 2 tahun Indonesia menjalani pandemi Covid-19. Perbincangan pandemi menuju endemi mulai kembali dibicarakan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- 2 Maret 2022 ini tepat 2 tahun Indonesia menjalani pandemi Covid-19.
Perbincangan pandemi menuju endemi mulai kembali dibicarakan.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada lima hal yang harus dipaham sebelum perubahan status pandemi menuju endemi.
Baca juga: 2 Tahun Pandemi Covid-19, Optimisme Menuju Endemi Selalu Ada
Baca juga: Pemerintah Tidak akan Tergesa-gesa Putuskan Status Pandemi ke Endemi
Pertama, pandemi Covid-19 dinyatakan oleh DirJen WHO pada 11 Maret 2020 dan jika pandemi Covid-19 selesai maka akan ada lagi pernyataan resmi dari Direktur Jenderal WHO sesuai keadaan dunia ketika itu.
"Tapi kita belum tahu kapan ini akan terjadi. Hal ini sama dengan Pandemi H1N1 (2009) yang dinyatakan bermula pada 11 Juni 2009 oleh DirJen WHO waktu itu, dan dalam 1 tahun 2 bulan kemudian, pada 10 Agustus 2010 DirJen WHO menyatakan dunia sudah memasuki masa pasca pandemi H1N1 (2009) ini, pandemi ketika itu resmi selesai," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/3/2022).
Lanjut Tjandra, masing-masing negara dapat saja membuat pernyataan bahwa mereka sudah dapat mengendalikan wabah Covid-19atau sudah masuk dalam fase endemi.
Tetapi, pernyataan satu dua atau bahkan beberapa negara yang sudah menyatakan status endemi sama sekali tidak berarti pandemi sudah selesai.
Ketiga, untuk situasi Covid-19 sudah terkendali maka salah satunya adalah angka kepositifan atau positivity rate dibawah 5 persen.
Baca juga: Perbedaan Endemi dengan Pandemi, Simak Penjelasannya Berikut Ini
Baca juga: Apa Itu Endemi? Ini Arti serta Perbedaannya dengan Epidemi dan Pandemi
Data yang ada pada 25 Februari 2022 adalah 17,93 persen, dan walaupun pada 26 Februari angkanya sudah menurun tapi masih cukup tinggi, yaitu 15,91 persen.
"Cukup jauh di atas batas 5 persen yang kita kehendaki bersama," kata pakar kesehatan ini.
Indikator keempat adalah angka reproduksi efektif atau effective reproduction number - RT dibawah 1.
Ada beberapa pihak yang menyebutkan angka reproduksi Indonesia di hari-hari ini masih diatas 1, ada yang melaporkan sebagai 1.161.
Terakhir, angka jumlah pasien dan kematian juga harus ditekan rendah, serta pelayanan kesehatan akan selalu siaga menghadapi kemungkinan kenaikan kasus.
Tahun yang lalu positivity rate Indonesia sudah sempat cukup lama dibawah 5 persen dan angka reproduksi juga pernah dibawah 1.
Tapi dengan serangan Omicron maka hal itu naik lagi seperti sekarang ini.
"Tentu kita juga amat perlu mewaspadai kemungkinan varian baru Covid-19 di dunia, sesuatu yang tidak terlalu mudah memprediksinya.
Yang jelas, tentu kita semua berharap bahwa Covid-19 akan segera dapat diatasi di dunia dan juga negara kita, no one is save until everyone in save, semoga," harap Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.