Pasca Mudik Lebaran 2022, Menko PMK Berharap Kasus Covid-19 Makin Turun
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan Indonesia masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berharap kasus Covid-19 semakin melandai pasca mudik Lebaran 2022.
Menurutnya, hingga kini, masih terjadi penambahan kasus Covid-19 di sejumlah daerah.
Meski demikian, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sudah mulai melandai.
Sehingga, pemerintah mengizinkan masyarakat untuk mudik Lebaran tahun ini.
Namun, masyarakat harus sudah melakukan vaksinasi Covid-19 minimal dosis kedua untuk mencegah lonjakan kasus.
Baca juga: Ribuan WNI di Belanda Salat Idul Fitri Pasca Pembukaan Pembatasan Covid-19
“Untuk mencegah agar tidak terjadi kenaikan, mereka sudah dibekali dengan melakukan vaksinasi minimal dua dosis dan vaksinasi booster.”
“Dengan begitu kita harapkan, nanti Covid-19 ini tidak naik, syukur-syukur menjadi lebih turun,” kata Menko PMK, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (4/5/2022).
Muhadjir menambahkan, turunnya kasus Covid-19 itu akan semakin menambah kepercayaan diri Indonesia untuk menuju situasi endemi.
“Sehingga menambah kepercayaan diri kita untuk memasuki masa transisi menuju era endemi,” lanjutnya.
Menurut Muhadjir, masa arus mudik Lebaran sudah berjalan secara baik.
Meski ada kekurangan, hal tersebut dinilai wajar karena lebih dari 85 juta orang melakukan mudik Lebaran setelah dua tahun tak mudik.
“Saya rasa secara umum, saya memiliki penilaian bahwa tata kelola lalu lintas dalam menangani arus mudik ini sudah berjalan baik.”
“Kalau masih ada kekurangan, mohon dimaafkan dan itu akan menjadi bahan evaluasi untuk selanjutnya,” ungkapnya.
Baca juga: Lebaran di Tangerang Diwarnai Tanggul Jebol, Warga Tewas Terbujur Kaku, Pemudik Meninggal di Halte
Muhadjir mengatakan, akan tetap mengevaluasi hal-hal yang menjadi kekurangan ketika pelaksanaan kebijakan arus mudik.
Kemudian, evaluasi tersebut bisa menjadi pertimbangan saat arus balik Lebaran.
Diketahui, Pemerintah mengizinkan masyarakat untuk melakukan mudik pada Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
Pemerintah pun memprediksi lebih dari 85 juta orang diprediksi melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman.
Meski demikian, pemerintah memberlakukan syarat vaksinasi Covid-19 untuk pemudik.
Dengan begitu, pasca mudik Lebaran, diharapkan kasus Covid-19 tidak melonjak.
Prediksi Ahli Epidemiologi Terkait Situasi Kasus Covid-19 Pasca Mudik Lebaran
Diberitakan Tribunnews.com, Ahli Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan kemungkinan kasus Covid-19 meningkat setelah mudik akan tetap ada.
"Karena apa, pertama yang kita hadapi adalah pandemi. Artinya konteks saat ini varian Omicron dan turunan semakin terbukti jelas bahwa mereka mampu bersirkulasi," katanya kepada Tribunnews.com.
Bukan hanya pada orang yang belum divaksin, namun juga ke orang yang sudah memiliki antibodi, baik setelah terinfeksi atau divaksinasi.
Meski orang yang memiliki antibodi lebih kecil kemungkinan untuk bergejala dan mengalami long Covid, tapi tetap bisa terinfeksi.
Ketika terinfeksi, tentunya bisa menularkan kepada orang yang belum divaksinasi.
Terutama, kelompok rawan seperti orang lanjut usia, komorbid, atau anak di bawah usia lima tahun yang belum bisa divaksinasi.
Menurut Dicky, hal ini harus menjadi kesadaran dan kewaspadaan bersama.
Apa proteksi dari vaksinasi atau orang yang terinfeksi akan menurun setelah 4 bulan.
Sehingga, orang-orang yang sudah memiliki antibodi juga berisiko untuk terpapar kembali.
Jangan lupa, jika ada kelompok masyarakat yang belum memilki antibodi.
"Memang belum divaksinasi. Bawah lima tahun, dan juga kelompok memang memiliki pemahaman ketidakpercayaan terhadap vaksin. Ini kan merupakan populasi rawan," ucapnya.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Aisyah Nursyamsi, Kompas.tv)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona