Update Corona Indonesia 18 Juni 2022: Tambah 1.264 Kasus, 523 Orang Sembuh, 5 Meninggal
Simak update kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia pada Sabtu (18/6/2022). Tambah 1.264 kasus, 523 sembuh, 5 meninggal.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Satgas Covid-19 telah merilis update kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia untuk Sabtu (18/6/2022).
Dalam rilis terbarunya terdapat penambahan kasus sebanyak 1.264 orang yang mana mengalami peningkatan dibanding hari sebelumnya, Jumat (17/6/2022), yaitu 1.220 kasus.
Adapun adanya tambahan pada hari Sabtu menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020 menjadi 6.066.908 kasus.
Namun, meski ada tambahan kasus, terdapat pula pasien yang sembuh dari virus corona pada hari ini yaitu sejumlah 523 orang.
Tambahan tersebut membuat total kesembuhan dari Covid-19 di Indonesia menjadi 5.902.162 orang.
Baca juga: Puncak Kasus Covid-19 Varian BA.4 dan BA.5 Diprediksi Terjadi Bulan Depan
Baca juga: Pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Meningkat Signifikan Bulan Ini
Hanya saja, adapula kasus kematian akibat Covid-19 yaitu sejumlah lima korban jiwa.
Jumlah tersebut membuat total kematian akibat Covid-19 di Indonesia menjadi 156.684 korban meninggal dunia.
Rendahnya Vaksinasi Perbesar Peluang Virus Covid-19 Bermutasi
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Kasubbid Dukungan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional, Alexander Ginting, menyebut, selama tingkat vaksinasi rendah (timpang) maka virus Covid-19 semakin bermutasi atau berkembang.
"Kita lihat di Afrika ini (varian B.1.1.529 atau Omicron) setelah Omicron masuk ke berbagai negara, dia juga ikut berkembang bermutasi terus berlangsung, khususnya di negara yang vaksinasinya timpang. Afrika selatan sebagai contoh salah satu negara yang akses vaksinasinya tidak merata dan terus berkembang," kata Alex.
Ia menjelaskan, varian baru omicron BA. 4 dan BA.5 ini muncul dengan karakter unik yakni mampu menghindari antibodi sistem kekebalan tubuh atau yang disebut escape immunity.
"Memang jelas bahwa varian BA.4 dan BA.5 ini dilaporkan juga memiliki kemampuan penurunan kemampuan terhadap Antibodi monoklonal jadi dia memiliki kemampuan escape," terangnya.
Alex menambahkan, dua varian ini memiliki sifat yang mudah menular dari satu orang ke orang lainnya.
Termasuk orang-orang yang sudah mendapat vaksinasi lengkap dan booster Covid-19.
Meski demikian, Alex menuturkan bahwa varian omicron BA.4 dan BA.5 tidak memiliki tingkat infeksi separah varian Delta atau Omicron.
“Sehingga dengan adanya subvarian BA.4 dan BA.5 ini hanya menimbulkan gejala ringan, tidak sama dengan waktu Delta," jelasnya.
Bagi orang dengan komorbid (penyakit penyerta) dan belum di vaksinasi Covid-19, varian ini bisa menimbulkan kesakitan parah.
Maka dari itu, masyarakat diimbau melakukan upaya proteksi diri, salah satunya vaksinasi lengkap dan booster Covid-19.
"Bertujuan, jika suatu saat terinfeksi, maka hanya mengalami gejala ringan alias menurunkan risiko kesakitan parah hingga rawat inap," ujarnya.
Untuk itu, pemerintah akan melanjutkan penerapan strategi pengendalian Covid-19 berlapis yang selama ini diterapkan.
"Sekarang kita masuk dalam penerapan prokes di tingkat desa dan kelurahan yang disebut skala micro. Ini yang tidak boleh kemah. Sebab ini bagian dari sistem ketahanan negara," bebernya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Rina Ayu Panca Rini)
Artikel lain terkait Virus Corona