Kasus Baru Hampir 2000 Sehari, Penggunaan Masker di Ruang Terbuka Perlu Diperketat
Lebih dari sepekan kasus Covid-19 di Indonesia menyentuh angka diatas 1000 bahkan kemarin 22 Juni tercatat hampir 2000 kasus baru.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Lebih dari sepekan kasus Covid-19 di Indonesia menyentuh angka diatas 1000 bahkan kemarin 22 Juni tercatat hampir 2000 kasus baru.
Kondisi ini meningkat 10 kali lipat jika dibandingkan 22 Mei lalu yaitu kasus baru 227 orang.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kenaikan yang tinggi sekali ini jelas perlu kewaspadaan.
Baca juga: Aturan Baru Kegiatan Berskala Besar, Wajib Pakai Masker dan Jaga Jarak Minimal 1,5 Meter
Ia pun meminta agar aturan pelonggaran masker diubah menjadi lebih ketat.
"Masker di luar ruangan jelas masih perlu, setidaknya untuk yang berisiko. Tentu prokes secara umum harus jadi perhatian," ujar dia dalam pesan tertulisnya.
Ada dua jenis risiko penularan, yakni pada mereka yang lansia, komorbid, gangguan imun, serta risiko penularan lebih besar jika kerumunan banyak orang, kontak dengan mereka yang bergejala.
"Covid-19 ini masih unpredictable dan rendahnya jumlah test dan pemeriksaan WGS akan membuat kita makin sulit menilai perkembangan perangai virus," imbuh Prof Tjandra.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Wapres Maruf Amin Minta Masyarakat Jaga Penerapan Protokol Kesehatan
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini memaparkan, WHO telah merilis tiga skenario virus di 2022 yakni base, best, worse.
Namun, belum tahu mana yang akan terjadi.
Dilaporkan sudah ada negara yang melaporkan kenaikan kasus berat yang di rawat di rumah sakit.
Walaupun dianggap BA.5 dan BA.4 ini secara umum lebih ringan, tetapi masyarakat yang akhirnya masuk RS harus terjamin perawatannya.
Baca juga: BREAKING NEWS Update Covid-19 Rabu, 22 Juni 2022: Kasus Baru Naik Lagi, Tambah 1.985 Kasus
"Kita juga belum sepenuhnya tahu tentang ada tidaknya dampak jangka panjang pada ribuan orang yang di bulan Juni ini sudah tertular Covid-19," ujar dia.
Untuk itu perlu terus meningkatkan angka capain vaksinasi lengkap dimana Indonesia masih 60an persen atau nomor dua terendah di ASEAN.
Serta booster bahkan masih diangka 23 persen.
Selain itu, upaya surveilan ketat dan penyelidikan epidemiologi (PE) di lapangan jelas harus ditingkatkan, sebagai salah satu dasar utama pengendalian outbreak.
"Kalau bisa semua atau hampir semua kasus baru tersedia data dari mana dan bagaimana sehingga sampai tertular," pesan dia.