Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Virus Covid-19 Diprediksi Tingkat Keparahan akan Berkurang dan Jadi Flu Biasa

Ketika awal kemunculan virus SARS-CoV-2, situasi menjadi sangat berbahaya bagi manusia karena saat itu masyarakat sama sekali belum memiliki imunitas

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Virus Covid-19 Diprediksi Tingkat Keparahan akan Berkurang dan Jadi Flu Biasa
Kemenkes
Ilustrasi Virus Corona - Virus Covid-19 seiring berjalannya waktu diprediksi tingkat keparahannya akan terus berkurang,,lalu lama-kelamaan akan berubah menjadi flu biasa 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Virus Covid-19 seiring berjalannya waktu diprediksi tingkat keparahannya akan terus berkurang,,lalu lama-kelamaan akan berubah menjadi flu biasa. 

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), dr Riris Andono Ahmad MD, MPH, Ph,D.

"Semakin ke depan, kita akan mendapatkan virus mudah menular, mampu menembus imunitas yang ada. Tapi keparahan berkurang. Sehingga ini nanti akan semakin seperti flu biasa lainnya," ungkap dr Riris dalam Talkshow BNPB Indonesia secara virtual, Kamis (4/8/2022).

Menurut, dinamika penyakit Covid-19 terus berubah. Situasinya berbeda sewaktu awal pandemi Covid-19. 

Baca juga: Shanghai Kembali Lakukan Tes Covid-19 Secara Massal di Tengah Lonjakan Kasus Virus Corona

Ketika awal kemunculan virus SARS-CoV-2, situasi menjadi sangat berbahaya bagi manusia karena saat itu masyarakat sama sekali belum memiliki imunitas. 

Seiring berjalannya waktu, muncul vaksin untuk Covid-19. Kemunculan vaksin ini membuat virus memiliki hambatan menginfeksi, kemudian mendorong mereka unntuk bermutasi. 

Berita Rekomendasi

"Saat bermutasi, virus bisa lebih cepat menular, sebagian mampu menembus kekebalan yang ada. Tapi seleksi keparahan juga menurun. Karena virus dengan keparahan jauh lebih tinggi, akan terseleksi dan mati bersama orang yang meninggal," papar dr Riris. 

Namun, ia mengingatkan untuk waspada karena kemunculan varian baru bisa terus terjadi. Khususnya pada wilayah dengan cakupan vaksinasi yang rendah dan angka transmisi tinggi. 

Menurut dr Riris, untuk menghadapi situasi ini kuncinya hanya satu, yaitu mengejar cakupan vaksinasi. 

Sejauh ini, data per Rabu (3/7/2022) menunjukkan perkembangan program vaksinasi penerima vaksin ke-1 bertambah 16.721 sehingga totalnya melebihi angka 202 juta atau tepatnya 202.563.389 orang.

Sedangkan penerima vaksinasi ke-2 bertambah 6.768 dengan totalnya melebihi 170 juta atau tepatnya 170.143.379 orang. 

Lalu untuk vaksinasi ke-3 bertambah 24.929 dengan totalnya melebihi 56 juta atau 56.449.470 orang.

Sementara target sasaran vaksinasi berada di angka 208.265.720 orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas