Tunggu Kajian Penghentian PPKM, Jokowi: Target kepada Para Menteri Diberikan hingga Minggu Ini
Jokowi menjelaskan soal kemungkinan dihentikannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2022.
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan soal kemungkinan dihentikannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2022.
Jokowi saat ini tengah menanti seluruh kajian dari kementerian maupun lembaga sebelum mengumumkan kepastian penghentian kebijakan PPKM itu.
"Jadi kembali ke PSBB, PPKM itu masih saya masih menunggu seluruh kajian dan kalkulasi dari Pak Menko (Menko Perekonomian Airlangga Hartarto) maupun dari Kementerian Kesehatan," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Rabu (21/12/2022)
Dia pun memberikan target kepada para menterinya kapan kajian tersebut sudah harus selesai.
"Saya kemarin memberikan target minggu ini harusnya kajian dan kalkulasi itu sudah sampai ke meja saya," lanjutnya.
Dia melanjutkan, Keputusan Presiden (Keppres) soal penghentian PPKM bisa segera disiapkan.
"Kita harapkan segera sudah saya dapatkan (kajiannya) dalam minggu-minggu ini," tegas Jokowi.
Sebelummya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah membuka opsi untuk memberhentikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2022.
Hal tersebut mengingat situasi pandemi di Tanah Air yang saat ini terus membaik.
"Hari ini, kemarin, kasus harian kita berada di angka 1.200 dan mungkin nanti akhir tahun kita akan menyatakan berhenti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PPKM kita," kata Jokowi saat memberikan sambutan di acara Indonesia Economic Outlook 2023 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Jokowi lantas menjelaskan kembali bagaimana selama ini situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang naik turun hampir tiga tahun ini, terutama saat varian Delta masuk Indonesia.
"Saat itu saya ingat hampir 80 persen menteri menyarankan saya untuk (melakukan) lockdown termasuk masyarakat juga menyampaikan hal yang sama. Kalau itu kita lakukan saat itu, mungkin ceritanya akan lain sekarang ini," ujar Jokowi.
Jokowi melanjutkan muncul varian Omicron yang saat puncaknya kasus harian mencapai 64 ribu kasus.
Baca juga: Jokowi: Mungkin di Akhir Tahun Kita akan Menyatakan Berhenti PSBB dan PPKM
"Kita ingat saat itu alat pelindung diri (APD) kurang, oksigen enggak ada, pasien numpuk di rumah sakit. Untung kita saat itu masih tenang, tidak gugup tidak gelagapan, sehingga situasi yang sangat sulit itu bisa kita kelola dengan baik," lanjutnya.
Perjalanan seperti itu harus kita ingat, betapa sangat sulitnya. Oleh sebab itu kemampuan domestik kita harus terus kita garap," tandas Jokowi.