Pakar Ingatkan Kemungkinan Kenaikan Kasus Covid-19 Hingga Potensi Hiperendemi
Kondisi hiperendemi adalah infeksi atau wabah Covid-19 terus ada di berbagai tempat, dan termasuk di Indonesia.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman sebut adanya kemungkinan kembali terjadinya kenaikan kasus Covid-19 hingga hiperendemi.
"Akan naik lagi ada (kemungkinan), alih-alih dunia cepat endemi ternyata kecenderungannya selain masih belum terkendali, lebih kearah hiperendemi," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (6/1/2022).
Kondisi hiperendemi adalah infeksi atau wabah Covid-19 terus ada di berbagai tempat, dan termasuk di Indonesia.
Dan jumlah penyakit ini di komunitas bisa jadi meningkat di atas prediksi.
Jika dibandingkan dengan endemi bisa, penyakit tetap akan ada tapi tidak banyak dan jumlahnya masih bisa ditoleransi.
Situasi ini kata Dicky bisa berdampak ke Indonesia.
Lebih lanjut Dicky menjelaskan jika menghadapi situasi ini tidak hanya bergantung pada upaya yang dilakukan oleh manusia seperti vaksinasi dan protokol kesehatan.
Tapi juga dari karakter biological virus itu sendiri.
Baca juga: Sebaran 519 Kasus Covid-19 Indonesia 6 Januari 2023: Jakarta Catat 188 Kasus
"Ada faktor lain dari karakter biological virus sendiri yang menentukan seberapa cepat bermutasi, seperti apa karakter akhirnya," papar Dicky.
Ia pun mencontohkan subvarian XBB.1.5 yang saat ini tengah ramai di Amerika.
Menurutnya ada dampak lain yang muncul dari infeksi subvarian Omicron ini.
Yaitu dapat mengarah ke penyakit jangka panjang seperti enyakit sistemik, infeksi kronik dan kerusakan organ.
Belum lagi dampak lain yaitu infeksi yang dapat menurunkan imunitas.
"Tidak hanya kematian dan keparahan, tapi dengan pola hyper endemi ini, setidaknya akan terjadi kasus infeksi ya tinggi, tidak bisa diprediksi tapi tinggi," pungkasnya.