Subvarian Arcturus Bisa Bahayakan Kelompok Berisiko, Pakar Ingatkan Terapkan Prokes
Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman ingatkan tingkatkan kewaspadaan, karena varian Arcturus bisa saja membahayakan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus dinyatakan telah masuk ke Indonesia.
Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman ingatkan tingkatkan kewaspadaan, karena varian Arcturus bisa saja membahayakan bagi kelompok berisiko.
Baca juga: India Alami Lonjakan Kasus Subvarian Baru Omicron XBB.1.16, Ini yang Perlu Diketahui Soal Arcturus
"Tanpa disadari, virus ini bisa bertemu dengan orang lanjut usia, komorbid, atau orang yang belum booster. Selain itu juga pada kondisi lemah atau anak ibu hamil, itu yang berbahaya," ungkapnya pada keterangan yang diterima Tribunnews, Sabtu (15/4/2023).
Karenanya, untuk mengantisipasi menyebarnya infeksi varian ini, Dicky menganjurkan untuk menerapkan protokol kesehatan sebagai perilaku hidup baru.
Misalnya, penggunaan masker.
Walau pun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah tidak ada, masker dianjurkan untuk tetap dipakai.
"Karena PPKM gak ada, pandemi mau dicabut, (tidak dipakai), tidak begitu. Karena kalau ada orang sakit, lalu saat sedang dalam perjalanan jauh, di ruang tertutup, atau keramaian, pakai lah masker," imbaunya.
Baca juga: Dua Kasus Covid Arcturus Ada di Jakarta, Kemenkes Anjurkan Vaksin Booster
Selain itu kebiasaan mencuci tangan rutin perlu dilakukan, dan masih banyak lagi.
"Prokes harus jadi perilaku baru," tegasnya.
Di sisi lain pemerintah harus menggencarkan vaksin booster.
Terutama pada orang-orang yang aktif dan berisiko.
Orang yang aktif bisa saja dari sisi mobilitas atau pekerjaan.
Sedangkan kelompok berisiko dilihat dari kondisi tubuh atau lanjut usia.
"Itu yang mesti dilakukan supaya lebaran kita aman, begitu juga ritual ibadah kita selama bulan Ramadan," tambah Dicky.
Terakhir, ia menganjurkan pada orang sakit atau demam untuk tidak memaksakan beraktivitas di luar.
"Jangan sampai memaksakan diri datang ke tempat keramaian," pungkasnya.