Analisa Epidemiolog Tentang Ancaman Subvarian B.2.86, Picu Long Covid-19 hingga Lemahkan Imun
Epidemiolog Dicky Budiman singgung ancaman dari muncul subvarian Baru Covid-19 yaitu B.2.86.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli kesehatan masyarakat sekaligus epidemiolog Dicky Budiman singgung ancaman dari muncul subvarian Baru Covid-19 yaitu B.2.86.
Menurut Dicky, ancaman keberadaan subvarian Baru B.2.86 ini memang bukan dari sisi keparahan.
Baca juga: WHO: Hampir 36 Juta Orang di Eropa Menderita Long COVID
Baca juga: Kanada Deteksi Kasus Pertama Varian Virus Corona Omicron BA.2.86
Namun, orang akan mudah terinfeksi berulangkali dan berujung pada Long Covid-19.
Dan akhirnya akan menganggu sistim imun di dalam tubuh.
"Orang menjadi lebih mudah terinfeksi lagi. Cenderung mengalami gangguan sistim imunitas. Daya tahan cenderung makin rusak.
Jangan dianggap terinfeksi Covid-19 berkali-kali makin kebal," tegas Dicky pada Tribunnews, Sabtu (9/9/2023).
Baca juga: Pasien Diabetes Berisiko Alami Long Covid-19, Benarkah? Berikut Penjelasan Dokter
Selain daya tahan tubuh yang terganggu, dampak kesehatan juga dirasakan pada organ tubuh lain akibat infeksi berulang.
"Karena orang cenderung tidak sadar, tidak melakukan tes. Ketika tidak melakukan tes Covid-19, dia tidak melakukan terapi ade kuat, memadai," jelas Dicky.
Lebih lanjut, ia pun menjelaskan saat Long Covid-19 terjadi, kualitas sumber daya manusia semakin mundur.
Walau tidak semua, tapi 15-20 persen pasien mengalami Long Covid-19.
Tentunya, kata Dicky ini akan menjadi beban biaya kesehatan.
Dan apa bila menimpa generasi produktif, maka segala aktivitas akan terganggu.
Oleh karena itu, ia pun menghimbau pentingnya pengguna masker.
"Sekali lagi, masker apa lagi cuaca panas, polusi, banyak orang sakit, penting sekali," tegasnya.
Selain itu, pemerintah betul-betul perlu meningkatkan kualitas kesehatan udara.