Ketua DPD RI Minta Pemda Gerak Cepat Atasi Dampak Gempa Blitar
Gempa dengan magnitudo 5,9 itu turut dirasakan sejumlah daerah di Jawa Timur, bahkan hingga Lombok, NTB, dan Cilacap, Jawa Tengah.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah daerah (pemda) untuk bergerak cepat mengatasi dampak dari gempa yang berpusat di Blitar, Jawa Timur. Gempa dengan magnitudo 5,9 itu turut dirasakan sejumlah daerah di Jawa Timur, bahkan hingga Lombok, NTB, dan Cilacap, Jawa Tengah.
Di Blitar, gempa yang terjadi pada Jumat (21/5/2021) petang, mengakibatkan satu orang terluka dan 112 bangunan rusak. Gempa juga merusak 27 rumah dan 5 unit fasilitas umum di Kabupaten Malang, serta 19 rumah yang rusak di Lumajang.
"Kita kembali berduka dengan terjadinya bencana gempa yang berpusat di Blitar dan turut berdampak pada sejumlah daerah di sekitarnya. Semoga korban luka bisa segera sembuh dan tidak ada lagi laporan korban akibat gempa," tutur LaNyalla, Sabtu (22/5/2021).
Senator asal Jawa Timur ini meminta pemda tanggap bencana, sehingga pemulihan juga bisa cepat dilakukan.
"Pemda harus memastikan kebutuhan warganya, terutama yang terdampak gempa. Pastikan semua kebutuhan sudah terpenuhi. Pemda harus bekerja sama dengan BPBD, TNI/Polri, dan instansi terkait lain, untuk menjangkau warga korban gempa," jelasnya.
Menurut LaNyalla, pemda harus menyiapkan tempat pengungsian yang layak bagi warga yang rumahnya rusak akibat gempa. Begitu juga dengan pemenuhan kebutuhan pangan dan kebutuhan lainnya juga harus menjadi perhatian.
"Apalagi sekarang sedang pandemi, tempat pengungsian harus memenuhi standar protokol kesehatan. Kemudian juga ke depan, pemda harus memberi bantuan rehabilitasi rumah-rumah yang rusak, rumah-rumah yang ambruk, dan pastikan fasilitas umum kembali bisa berfungsi kembali," paparnya.
Mantan Ketua Umum PSSI ini mengimbau seluruh masyarakat, utamanya Jawa Timur, agar tetap waspada. Sebab, aktivitas kegempaan sedang meningkat terutama di wilayah pesisir pantai sepanjang pulau Jawa. Ia mengajak masyarakat untuk memantau informasi dari BMKG.
Menurut LaNyalla, dalam kondisi seperti ini langkah penanganan kebencanaan serta antisipasi dan mitigasi bencana sangat penting.
"Kita harus belajar dari negara Jepang yang merupakan negara paling rawan menghadapi gempa. Yang pertama bagaimana langkah menghadapi bencana gempa, kemudian yang kedua bagaimana membangun konstruksi bangunan yang tidak mudah roboh karena gempa," katanya.
Berdasarkan catatan BMKG, gempa Blitar merupakan gempa yang bersifat merusak diakibatkan adanya patahan batuan di Zona Benioff. Zona Benioff adalah bagian slab lempeng Samudra (Indo-Australia) yang sudah tersubduksi dan menukik di bawah lepas pantai selatan Jawa Timur.