TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendorong pemerintah agar adaptasi teknologi digital dapat segera diterapkan di masyarakat.

Menurutnya, kemajuan suatu negara identik dengan tingkat kemajuan teknologi dan digitalisasi di berbagai bidang.

"Teknologi bukan hanya penopang bagi industri, tetapi juga menjadi tolok ukur kemajuan sebuah bangsa. Semakin maju sebuah bangsa, semakin pesat kemajuan teknologinya. Begitu juga sebaliknya," kata LaNyalla di sela-sela kunjungan kerjanya ke Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/12/2021).

Senator asal Jawa Timur itu juga menilai teknologi juga mampu memperkecil sekat-sekat yang terjadi selama ini. Bahkan, kata LaNyalla, teknologi juga mampu mengubah karakter dan perilaku masyarakat.

"Jarak semakin dekat dan percepatan arus informasi merubah kondisi sosial kita. Teknologi juga mampu melakukan pergeseran nilai-nilai yang selama ini ada di tengah-tengah masyarakat," tuturnya.

Untuk itu, LaNyalla menilai perkembangan pesat teknologi harus diimbangi dengan kemampuan masyarakat untuk terus beradaptasi.

"Kita harus mampu menyikapi dan mengimbangi keberadaan dan penggunaan teknologi," ucap LaNyalla.

Dikatakannya, di era di mana informasi berkembang cukup pesat saat ini tak dapat dipungkiri berdampak pada setiap sendi-sendi kehidupan sosial.

"Informasi yang serba cepat dan tidak terbendung berdampak pada percepatan perubahan paradigma dalam kehidupan sosial masyarakat. Jadi, setiap orang dituntut untuk melakukan adaptasi dengan arus digital," tegas LaNyalla.

Lantaran hal itu, LaNyalla mendorong masyarakat secara umum agar semakin beradaptasi dengan teknologi dan digitalisasi.

"Sehingga akan semakin mempercepat negara kita menuju negara maju. Melihat potensi dan infrastruktur yang ada, saya optimis Indonesia menuju negara maju adalah sebuah keniscayaan," katanya.

Sebagaimana diketahui, era digital dimaknai sebagai suatu kondisi di mana setiap aspek kehidupan disokong dengan revolusi teknologi mutakhir.

Digitalitasi kini berkembang di seluruh bidang, mulai dari komunikasi, finansial, perdagangan elektronik atau e-commerce, sosial budaya, hingga pendidikan. (*)