LaNyalla Ingatkan Pemerintah, Dukungan Publik Terhadap IKN Nusantara Menurun
LaNyalla Mattalitti ingatkan pemerintah soal dukungan publik terhadap pembangunan IKN Nusantara berpotensi menurun berdasarkan Big Data DPD RI
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti ingatkan pemerintah jika dukungan publik terhadap pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara berpotensi menurun.
LaNyalla menyebutkan potensi turunnya dukungan publik terhadap pembangunan IKN Nusantara terbaca berdasarkan analitik Big Data yang digunakan oleh DPD RI dalam rangka menyerap aspirasi publik.
“Dari analitik big data kami, tingkat kesukaan atau antuasiasme publik melalui media sosial terhadap IKN Nusantara turun menjadi 33 persen dibandingkan pemantauan yang dilakukan pada periode Januari 2022, yang mencapai sekor 48 persen,” terang LaNyalla di sela kunjungannya ke Bengkulu, Rabu (16/3/2022).
Menurut Senator asal Jawa Timur ini, pada periode Januari 2022, media sosial diramaikan oleh berbagai kritik media terhadap IKN Nusantara, terkait isu lingkungan hidup, penggunaan dana yang bersumber dari APBN, mahalnya harga lahan dan isu kedaulatan.
“Walau banyak kritik, nyatanya dukungan masyarakat terhadap IKN Nusantara sangat tinggi saat itu. Hal ini dikarenakan masyarakat mendukung IKN Nusantara dalam rangka pemerataan pembangunan,” terang LaNyalla.
Ditanya alasan potensi turunnya dukungan masyarakat, LaNyalla menambahkan berdasarkan analitik big data, penurunan dukungan publik terjadi akibat persoalan ekonomi rakyat. Terutama karena kelangkaan minyak goreng dan belum ada titik terang dari pemerintah untuk mengatasinya.
“Ada banyak masalah ekonomi masyarakat, tetapi minyak goreng yang langka dan mahal adalah fokus utama rakyat kecil saat ini,” imbuhnya.
Berdasarkan alasan tersebut, LaNyalla menunggu langkah konkret Presiden Joko Widodo untuk segera menyelesaikan masalah kelangkaan minyak goreng di pasaran.
“Presiden harus segera membenahi masalah ini sesegera mungkin dan jangan sampai berlarut-larut. Karena akan mengganggu dukungan masyarakat terhadap proses pembangunan lainnya, termasuk IKN Nusantara,” tutup LaNyalla.(*)