Fadli Zon Bantah Permintaan Fasilitas Pendampingan Putrinya
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengklarifikasi terkait beredarnya salinan faksimile surat permintaan fasilitas untuk putrinya- Shafa Sabila Fadli.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengklarifikasi terkait beredarnya salinan faksimile surat permintaan fasilitas untuk putrinya- Shafa Sabila Fadli, yang berisi permintaan bantuan Sekjen DPR kepada KBRI di Washington DC melalui KJRI New York, untuk memfasilitasi kunjungan putri Fadli Zon dalam rangka mengikuti Stage Door Manor 2016.
“Saya harus tegaskan, bahwa saya tidak pernah meminta baik lisan maupun tertulis untuk pihak Kesekjenan. Saya sendiri belum pernah melihat langsung fisik dari surat tersebut untuk meminta fasilitas, karena memang tidak ada fasilitas yang digunakan,” tegas Fadli menjawab pers Selasa (28/6).
Fadli juga mengatakan bahwa putrinya tersebut sedang mengikuti kegiatan satu kursus singkat atau sekolah teater performing arts, yang bernama stagedoor manor camp.
Kegiatan tersebut adalah untuk yang ke empat kalinya, dan pada saat ini putrinya merupakan satu-satunya orang Indonesia yang ikut didalam kegiatan tersebut.
“Memang seharusnya tahun ini saya yang menemani, tetapi karena kegiatan saya di DPR cukup padat, maka saya tidak bisa menemani untuk mengantar. Tetapi kalau meminta fasilitas pendampingan itu tidak ada, karena yang namanya di camp itu tidak bisa didampingi oleh siapapun,” ucapnya.
“Ini anak perempuan saya, jadi saya juga merasa was-was. Apalagi dengan adanya kejadian-kejadian di Amerika seperti penembakan dan sebagainya. Jadi saya hanya menyampaikan itu, tidak meminta fasilitas, tidak meminta pendampingan. Jadi memang inisiatif dari staf saya meminta untuk dijemput, untuk memastikan tidak ada masalah di imigrasi, dan mengantar dari airport ke rumah orang Indonesia, hanya itu,” tandas politisi F-Gerindra tersebut.
Fadli menyatakan bahwa kalaupun ada dana KJRI yang terpakai, maka hanya dana bensin dari airport ke rumah orang Indonesia.
Diperkirakan, tidak sampai 100 Dollar, atau sekitar satu juta dua ratus ribu rupiah.
“Nanti saya suruh staf saya untuk mengantar uang tersebut sebagai pengganti ongkos bensin kepada Kementerian Luar Negeri, kalau memang hal itu dianggap sebagai suatu pemakaian fasilitas. Tetapi saya sendiri tidak pernah meminta, dan disana anak saya memakai mobil sewaan, jadi tidak pernah memakai mobil dari KJRI,” tuturnya.
Dengan disebarluaskannya surat tersebut oleh oknum pihak KJRI atau dari KBRI Washington, dimana termuat nomor telepon seluler putri Fadli Zon, tentu hal itu juga menjadi perhatian Fadli Zon, sebab dianggap telah mengganggu privasi putrinya. Terbukti dengan diterimanya ratusan sms ke nomor HP tersebut.
“Saya tidak tahu maksud dari KJRI atau KBRI menyebarluaskan ini, dan saya juga ingin mengetahui sebenarnya siapa saja yang mendapat fasilitas penjemputan yang dilakukan oleh pihak KJRI atau KBRI di Wahington selama ini. Jangan sampai ada diskriminasi karena saya adalah politisi di luar pemerintahan, kemudian ini dilakukan seperti itu. Apalagi kebetulan saya adalah Wakil Ketua DPR, disini juga ada protokoler, dan saya kadang tidak tahu bagaimana kerja protokoler sebagai pejabat tinggi negara. Saya ingin pihak KJRI menjelaskan, karena sekarang anak saya itu merasa agak resah juga atas kejadian ini, dimana nomor handphone nya disebarluaskan tanpa ada izin,” pungkasnya. (Pemberitaan DPR RI)