Tahun Ini, Pemkot Maluku Utara Kembangkan Tanaman Jagung Seluas 250 HA
Tim Kunker Komisi IV DPR di Kelurahan Togafo, Ternate, Senin (01/08), membicarakan kesiapan proyek tanaman jagung di Ternate, Maluku Utara.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan Tim Kunker Komisi IV DPR dipimpin Wakil Ketua Komisi Daniel Johan yang didampingi 17 orang anggota dewan dengan petani di kelurahan Togafo, Pulau Ternate, Senin (01/08).
Pada tahun ini, Pemerintah Kota Ternate Provinsi Maluku Utara menyiapkan lahan seluas 250 ha, yang akan digunakan untuk penanaman jagung sebagai bantuan dari Kementerian Pertanian.
Nantinya, Wakil Ketua Komisi IV Daniel Johan mengatakan, proyek tanaman jagung akan disebarkan kepada para petani di semua kecamatan di kota Ternate.
Tak hanya lahan, petani pun perlu dipersiapkan selaku pengelola sehingga jagung yang dihasilkan petani akan dibeli Bulog.
Hal ini diakui langsung oleh Kepala Bulog, Najamuddin saat ditanya Wakil Ketua Komisi Daniel Johan mengenai persetujuan Bulog unttuk membeli hasil panen dari para petani.
“Kami dari Bulog siap membeli hasil panen jagung. Ternate memiliki gudang dengan kapasitas 1 sampai 2 ton dan Halbar 8 ribu ton. Bulog siap untuk menampung hasil panen jagung yang diproduksi di Maluku Utara,” kata Najamuddin saat temu wicara dihadapan petani di Kelurahan Togafo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ternate Abdillah untuk kesiapannya mengaku baru sampai pada tingkat penyiapan Calon Petani Calon Lahan (CPCL).
Menurutnya, bantuan dari Kementerian terkait dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi ekonomi petani pasca El-nino yang berdampak dimana ribuan pohon milik petani mati.
Dalam kesempatan ini, Tim Komisi IV DPR melakukan tanya jawab dengan para petani.
Sejumlah permasalahan petani di Kota Ternate yang diungkapkan diantaranya petani cengkih yang mengeluhkan tentang alat pengering cengkih yang sangat dibutuhkan, sebab sering mengalami kerugian saat panen yang berbarengan dengan musim hujan, sehingga cengkih cepat busuk.
Selain itu, mesin pencacah rumput, rumah kompos dan pelatihan pemasaran yang hingga kini masih sangat minim.
Mendengar keluhan dari petani, anggota DPR berjanji menyampaikan aspirasi dan keluhan para petani tersebut ke pusat.
Seusai temu wicara Tim Komisi IV melakukan peninjauan ke lokasi pembibitan tanaman cengkih. (Pemberitaan DPR RI)