Komisi X :"Pembunuhan Guru di Bandung Merupakan Kejahatan yang Tak Bisa Ditolerir"
Sutan Adil Hendra mewakili Komisi X menyampaikan dukacita mendalam atas meninggalnya Tatang Wiganda, seorang guru SMP dan SMA Yas Bandung.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meninggalnya Tatang Wiganda, seorang guru SMP dan SMA Yas Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu yang lalu menimbulkan belasungkawa dari Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra.
Sutan mewakili Komisi X menyampaikan rasa duka cita yang mendalam dan menilai kejadian tersebut tidak bisa ditolerir sama sekali.
“Ini sangat miris. Seorang guru yang niatnya liar biasa untuk mendidik murid, malah mengalami penusukan dari pelaku yang tak bertanggung jawab. Ini merupakan kejahatan yang tidak bisa kita tolerir,” tegas Sutan, saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (23/08/2016).
Di satu sisi, politisi F-Gerindra itu mengucapkan rasa terima kasihnya atas pengabdian guru Tatang Wiganda.
Ia berharap, seluruh amal kebaikan almarhum di terima oleh Allah SWT, dan diampuni segala dosa-dosanya, dan diterima di sisi-Nya.
“Beliau selaku pejuang pendidikan, diberikan tempat yang terbaik oleh Allah SWT. Dan segala amal ibadahnya yang luar biasa, semoga dilipatgandakan oleh Allah. Dan keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kesabaran dan ketabahan. Karena dibalik ini semua, pasti ada rahasia Allah yang terbaik untuk semua,” imbuh Sutan.
Sutan meminta kepada penegak hukum agar segera mengusut kejadian ini, dan menjerat pelaku dengan hukuman yang setimpal.
Ia berharap, kejadian yang tak diinginkan ini, jangan sampai lagi melanda dunia pendidikan Tanah Air.
Untuk itu, pihaknya mengusulkan agar DPR dapat membuat payung hukum terkait perlindungan guru.
Apalagi, beberapa kasus penganiayaan guru juga marak terjadi akhir-akhir ini.
Dengan adanya landasan hukum untuk melindungi guru, selain guru mendapatkan perlindungan sebagaimana dalam UUD 1945, guru juga akan lebih merasa aman dan nyaman.
“Tanpa adanya guru, tidak mungkin kita bisa sampai seperti ini. Untuk itu, ini akan lebih spesifik untuk melindungi guru, dengan cara kita buat UU perlindungan guru. Apalagi, masalah terus terjadi, sehingga harus ada solusinya,” tegas politisi asal dapil Jambi itu.
Seperti dilansir sebuah media online, Tatang diketahui tewas di keroyok sejumlah orang di Jalan A.H. Nasution, Bandung, Senin (22/08/2016) sore lalu, dengan sejumlah luka tusukan benda tajam di tubuhnya.
Korban dikeroyok tiga orang tak dikenal. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Santo Yusuf untuk diberikan pertolongan oleh warga yang melihat korban terkapar.
Namun, akhirnya nyawa korban tak terselamatkan. Hingga berita ini diturunkan, pihak berwajib telah menangkap dua orang terduga pembunuh. (Pemberitaan DPR RI)