Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembangunan SDM Harus Didahulukan

Wakil Ketua DPR RI periode 2019-2024 Ra Rachmad Gobel mengatakan, berdasarkan pengalamannya yang lama bergelut di dunia bisnis

Editor: Content Writer
zoom-in Pembangunan SDM Harus Didahulukan
DPR RI
Anggota terpilih DPR RI masa bakti 2019 - 2024 Achmad Sahroni memberikan selamat atas penetapan Wakil Ketua DPR RI kepada Rachmad Gobel 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua DPR RI periode 2019-2024 Rachmad Gobel mengatakan, berdasarkan pengalamannya yang lama bergelut di dunia bisnis, bila ingin sukses dalam menghadapi era globalisasi atau perdagangan bebas seperti saat ini, Indonesia harus memiliki nilai tambah dengan terlebih dahulu membangun sumber daya manusia (SDM).

“Nah sebelum memiliki nilai tambah itu, kita harus membangun SDM itu sendiri, ini kuncinya. Jangan sampai SDM yang kita maksudkan, tidak menguasai atau program-program yang dibutuhkan dunia sekarang ini,” kata Gobel usai penetapan Pimpinan DPR RI di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019). 

Baca: Hobi Ketua DPR RI Puan Maharani Curi Perhatian, Ternyata Menurun dari Sang Kakek, Soekarno

Dalam rangka pembangunan SDM, politisi Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem) ini mendorong agar kedepan pendidikan di Indonesia tidak sekedar memberikan ijazah, tapi tetapi juga memberikan ketangkasan dan keahlian yang bisa langsung diimplementasikan di dunia kerja.

Gobel melihat ada potensi besar bila pembangunan SDM di Indonesia sukses diterapkan. Tidak hanya berlaku di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Misalnya saat pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, dalam hal ini pemerintah harus jeli melihat peluang yang ingin dicapai dari pengiriman TKI tersebut. Bila tidak, potensi yang seharusnya sangat bermanfaat akan sia-sia.

Baca: Ketua DPR RI Puan Maharani Ternyata Memiliki Hobi Bermodal Milyaran yang Disukai Banyak Pria Ini

“Kalau kita hanya sekedar mengirim tenaga kerja, tanpa melihat goals yang ingin kita capai, ya akhirnya kita mengirim tenaga kerja seperti biasa saja. Tapi bagaimana mengirim tenaga kerja yang kita kirim, mereka (TKI) dapat value di sana, saat mereka pulang, value yang ia dapat bisa memberikan value lagi buat di Indonesia. Ini ada yang terputus menurut saya yang harus dibahas,” urainya. (*)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas