Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Azis Syamsuddin: PON Papua Bukan Sekadar Prestise, tapi Sejarah

PON XX 2021 adalah momentum kebangkitan prestasi masing-masing daerah di tengah hantaman pandemi Covid-19.

Editor: Content Writer
zoom-in Azis Syamsuddin: PON Papua Bukan Sekadar Prestise, tapi Sejarah
Kontributor TribunAmbon.com, Adjeng
Sebanyak 44 atlet yang disiapkan untuk memperkuat Provinsi Maluku dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021-Papua. 

TRIBUNNEWS.COM - Suksesnya penyelenggaran Pekan Olahraga Nasional (PON) PON XX 2021 di Papua bukan sekadar prestise dalam bidang penyelenggaran.

Lebih dari itu, PON XX 2021 adalah momentum kebangkitan prestasi masing-masing daerah di tengah hantaman pandemi Covid-19. PON Papua adalah sejarah yang akan tercatat dalam perjalanan bangsa Indonesia.

Penegasan ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia (PC PCI) M. Azis Syamsuddin saat melakukan kunjungan kerja ke Bumi Cendrawasih, Papua, Rabu (31/3/2021).

"PON Papua harus jadi wadah mengali potensi atlet bagi kekuatan Timbas. Harapannya setiap daerah benar-benar mengirimkan atlet yang memiliki bobot dan potensi juara di setiap cabang olahraga. Sekali lagi, ini bukan sebatas prestise penyelenggaran, tapi tujuannya tetap prestasi," papar Azis.

Baca juga: Bamsoet: Terus Tingkatkan Prestasi Olahraga Menembak Indonesia

Wakil Ketua DPR RI ini mengingatkan, PON XX Papua merupakan pesta olahraga tingkat nasional terbesar di Indonesia. Event bergengsi empat tahun sekali ini, menjadi gelaran terbesar di luar Jawa dan Sumatera.

"Ini menjadi catatan sejarah, sejak kali pertama PON 1948 di Solo. Kebanggaan itu makin komplit rasanya dengan adanya raihan prestasi baru, ada rekor baru di setiap gelanggang olahraga," pinta Azis Syamsuddin.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu juga berharap pemerintah pusat khususnya Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Papua diharapkan mampu bekerja maksimal dalam membantu kelancaran pelaksanaan pesta itu sendiri.

Berita Rekomendasi

"Tentu tidak hanya sebatas venue, fasilitas pendukung maupun sarana lainnya. Ada banyak hal, dari sisi kualitas penyelenggaraan, sampai jaminan harga tiket tidak melonjak. Ini harus dipertimbangkan. Karena akan menyedot animo publik dari penjuru nusantara," jelas Azis.

Di sisi lain, Azis juga mengharapkan masyarakat di Bumi Cenderawasih dapat berpartisipasi menyukseskan penyelenggaraan ajang olahraga lima tahunan tersebut dengan turut menjaga kondisi keamanan di wilayah setempat.

"PON merupakan tanggung jawab bersama. Keamanan PON bukan saja tanggung jawab TNI dan Polri, namun merupakan tanggung jawab masyarakat di Bumi Cenderawasih. Saya yakin semangat ini pun tumbuh dari anak-anak bangsa di Papua," terang Azis.

Dari dialog, informasi yang berkembang dan dari pandangan mata di lapangan, Azis menilai tak ada lagi keraguan dalam pelaksaan PON. "Papua kondusif. Terpantau aman dan masyarakat di sini (Papua, red) siap menjadi tuan rumah yang baik menyambut duta-duta olahraga nasional," ungkapnya.

Baca juga: Sirkuit Nasional Wushu Taolu Seri I/2021 Atlet Wushu Junior Jawa Timur Mendominasi

Meski demikian, Azis Syamsuddin tetap berharap PB PON, melalui bidang keamanan, dapat memaparkan kondisi keamanan kepada seluruh peserta, termasuk KONI, sehingga kesiapan sebagai tuan rumah tidak akan diragukan.


"Antisipasi, garansi keamanan menjadi poin penting. Keamanan Papua sekarang aman terkendali, tetapi perlu dijelaskan secara rinci oleh pihak keamanan," jelas Azis.

Di luar konteks penyelenggaraan PON, pria kelahiran Jakarta, 31 Juli 1970 ini menilai, Papua makin maju berkembang. Ini dapat dilihat dari pertumbuhan IPM di Papua pada 2020 begitu kentara.

Angka-angka ini dapat dilihat dari kenaikan Umur Harapan Hidup (UMH) yang naik menjadi 68,79 tahun, Harapan Lama Sekolah (HLS) menjadi 11,08 tahun. Meski pun rata lama sekolah (RLS) 6,69 tahun serta pengeluaran per kapita yang naik dari 2018 ke 2019 turun akibat COVID-19.

"Ada kelemahan ada kelebihan, sebuah kewajaran. Lalu mengapa kondisi IPM di wilayah kabupaten/kota di Papua tidak merata, jelas banyak faktor, ini dipengaruhi geografis, sosial, budaya dan politik dan keamanan," jelas Azis Syamsuddin. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas