15 Tahun Latih Jerman, Ini Kekecewaan dan Kekalahan Terburuk yang Pernah Dialami Joachim Loew
Loew mengatakan bahwa kekalahan dari Prancis di semifinal Euro 2016 adalah kekalahan terburuknya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Gelaran EURO 2020 menjadi panggung terakhir pelatih Joachim Loew bersama Jerman.
Sudah melatih Der Panzer selama 15 tahun, Joachim Loew menceritakan suka-dukanya, termasuk soal kekecewaan terbesar dan kekalahan terburuk yang pernah ia alami selama menjadi pelatih Timnas Jerman.
Seiring dengan tersingkirnya Jerman oleh Inggris di babak 16 besar Euro 2020, berakhir pula kebersamaan Loew dan Der Panzer.
Bermain di Stadion Wembley pada Selasa (29/6/2021) malam WIB Inggris mengalahkan Jerman dengan skor 2-0.
Kekalahan tersebut tentu menjadi kado perpisahan yang pahit bagi Loew yang akan mengakhiri masa jabatannya pasca Euro 2020.
Baca juga: Jadwal & Prediksi Swiss Vs Spanyol, Bahaya Incar Tim Matador, Antara Juara dan Bencana
Loew telah memimpin timnas Jerman selama 15 tahun sejak menggantikan Juergen Klinsmann pada 2006 silam.
Sebelum itu, ia mengawali kariernya di jajaran kepelatihan timnas Jerman sebagai asisten Klinsmann pada 2004.
Loew sukses mengantarkan timnas Jerman tampil di final Piala Eropa 2008 serta menjadi juara Piala Dunia 2014.
Jerman juga membuat sejarah dengan membantai tuan rumah Piala Dunia 2014, Brasil, dengan skor 7-1 di babak semifinal.
Posisi Loew akan digantikan oleh Hans-Dieter Flick yang pada musim 2020-2021 menangani Bayern Muenchen.
Baca juga: Jadwal Perempatfinal EURO 2020, Belgia Vs Italia, Dua Tim Punya Catatan yang Mengerikan
Setelah menjalani laga terakhirnya, Loew mengungkapkan kekecewaan terbesarnya selama melatih Jerman.
Loew secara blak-blakan mengaku bahwa keputusan Mesut Oezil yang meninggalkan Jerman menjadi kekecewaan terbesarnya.
Oezil mengumumkan dirinya menghentikan masa bakti dengan Jerman setelah gelaran Piala Dunia 2018.
Saat itu, Jerman mengalami nasib buruk usai secara mengejutkan harus tersingkir di babak penyisihan grup.
Gelandang Arsenal tersebut kemudian mendapatkan berbagai macam kritikan serta perlakuan tak menyenangkan.
Baca juga: Footballs Coming Home Membahana, Inggris Tak Pernah Punya Peluang Juara Sebaik Saat Ini
Salah satu alasan Oezil mengundurkan diri yakni adanya masalah rasialisme dan tidak dihargai pihak timnas Jerman.
"Itu adalah kekecewaan terbesar saya secara pribadi," aku Loew dikutip SuperBall.id dari Marca.
"Waktunya akan tiba ketika kita akan berbicara atau bertemu lagi, untuk membicarakan banyak hal dan mengesampingkan segalanya."
"Dia adalah pemain penting bagi kami," ucapnya menambahkan.
Lebih lanjut, Loew juga membocorkan kunci keberhasilan Jerman merengkuh gelar Piala Dunia 2014 di Brasil.
Baca juga: Fakta Menarik Kekalahan Jerman dari Inggris, Sterling Nyaris Jadi Pecundang, Akhir Era Loew-Muller
"Kalah dari Italia pada 2012 adalah momen di mana kami belajar sesuatu yang kami butuhkan, karena itu menyatukan kami lagi."
"Itu adalah kunci untuk memenangkan Piala Dunia pada tahun 2014," ungkap Loew.
Namun, kekalahan dari Italia sebagaimana yang diungkapkan Loew, bukan merupakan kekalahan terburuknya sebagai pelatih Jerman.
Loew mengatakan bahwa kekalahan dari Prancis di semifinal Euro 2016 adalah kekalahan terburuknya.
Pasalnya, pelatih berusia 61 tahun itu yakin timnya akan memenangkan gelar jika bisa menang pada laga itu.
Baca juga: Jorok! Joachim Loew Tertangkap Kamera Lagi Ngupil Lalu Menjilat Jarinya
"Dalam hal kekalahan terburuk, saya akan mengatakan kekalahan dari Prancis di semifinal Euro 2016."
"Jika kami menang, tidak diragukan lagi kami akan memenangkan gelar."
"Kekalahan melawan Inggris ini adalah hal lain yang sangat menyakitkan,"
Loew menambahkan, "Tim ini berada di puncak dunia selama bertahun-tahun."
"Sulit untuk selalu finis di antara empat besar di turnamen, tetapi kami melakukannya berkali-kali dengan gaya dan sepak bola kami."
"Saya pikir kami menginspirasi banyak orang."