Cerita Matnasu, Kakek Tukang Becak Berusia 71 yang Berangkat Naik Haji Setelah Menabung 22 Tahun
Saat itu bapak dari sembilan anak ini mengaku menyisakan uang secara terus menerus kemudian uang yang terkumpul itu untuk daftar haji.
Editor: Hendra Gunawan
"Terakhir Jumat-Minggu masih ngayuh becak. Alhamdulillah sehat semoga selamat dunia akhirat," kata dia.
Kisah Nenek Kadar
Itulah ungkapan yang cocok bagi Kadar Saad Jen, calon jamaah haji tertua di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Tepat berusia 93 tahun, warga Desa Sokatengah RT 03 RW 03, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal ini akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci, Mekkah tahun ini.
Butuh hampir 20 tahun lamanya perempuan berusia kepala sembilan ini menabung untuk bisa beribadah haji dari hasil pekerjaannya sebagai pembungkus tempe.
"Nabung sejak krisis moneter, sekitar 1999 silam,"
Selama ibadah haji, Kadar bakal terus didampingi anak pertamanya yakni Pidin Bin Mukhibun (65).
Pidin pun turut membantu tabungan ibunya hingga bisa berangkat haji tahun ini.
Pada 2013, akhirnya Pidin bersama Kadar bisa mendaftar ibadah haji ke Kantor Kemenag Kabupaten Tegal dengan menyetorkan uang sebesar masing-masing Rp 26 juta.
Dia bersama sang ibunda tercinta hanya butuh menunggu enam (6) tahun lamanya sejak masuk antrean ibadah haji pada 2013 lalu.
"Setelah itu, saya dan ibu menyetorkan uang pelunasan sisanya masing-masing sebesar Rp 11 juta pada 2018 lalu. Butuh 6 tahun menunggu antrean. Saya senang bisa membantu orangtua berangkat naik haji tahun ini," cerita Pidin berkaca-kaca saat mendampingi ibunya.
Pidin dan ibunya akan tergabung dalam rombongan Jamaah Haji Sapu Jagat, dimana para lansia tergabung dalam rombongan ini.
Baca: Tak Pikir Panjang Saat Diajak Main Film Animasi Indonesia, Andovi Da Lopez Langsung Terima
Baca: Amien Rais: PAN Jangan Sampai Bergabung ke Koalisi Jokowi
Baca: Cerita Najwa Shihab Ungkap Rasa Takut Saat Pertama Masuk Sekolah
Pidin yang bekerja sebagai petani di desanya itu mengaku sangat bangga dengan orangtuanya.
Sebab, meski sudah berusia sangat tua, Kadar tetap bekerja sebagai pembungkus tempe, usaha milik anaknya yang terakhir.