Cerita Matnasu, Kakek Tukang Becak Berusia 71 yang Berangkat Naik Haji Setelah Menabung 22 Tahun
Saat itu bapak dari sembilan anak ini mengaku menyisakan uang secara terus menerus kemudian uang yang terkumpul itu untuk daftar haji.
Editor: Hendra Gunawan
Kadar tidak gengsi bekerja di usaha milik anaknya yang keenam walau hanya sebatas sebagai pembungkus tempe.
"Anak-anaknya sudah sering memberitahu agar ibu istirahat saja, tidak usah bekerja. Biar saya dan anak-anak yang cari rezeki buat naik haji.
Tapi, ibu tetap ingin kerja agar bisa ditabung berangkat haji. Alhamdullilah, mimpi itu akan jadi kenyataan tahun ini," ungkap Pidin sembari mengusap bagian matanya.
Pidin dan Kadar akan tergabung dalam Kloter 95 dengan keberangkatan paling terakhir.
Pidin pun mengaku tidak masuk dalam empat (4) kloter dari Kabupaten Tegal yang mulai berangkat ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali pada 19-20 Juli 2019 mendatang.
Nanti, dia dan Kadar akan dijemput langsung di kediamannya oleh pihak Kemenag untuk berangkat ke asrama haji.
"Saya dan ibu mulai berangkat pada 4 Agustus 2019. Kami pakai pesawat dengan keberangkatan paling terakhir. Semoga, saya dan ibu bisa mabrur hajinya. Pergi dan pulang selamat. Bisa utuh lengkap sampai di Tegal lagi," doa Pidin. (Nur Ika Anisa/Akhtur Gumilang)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kisah Kakek Tukang Becak di Surabaya yang Berangkat Haji dari Hasil 22 Tahun Menabung