Subuh di Arafah, Mendengarkan Siraman Rohani Sambil Seruput Kopi
Berada di Padang Arafah dan hidup di bawah tenda-tenda perkemahan tak membuat jemaah haji Indonesia ketinggalan kebiasaan minum kopi di pagi hari.
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Arafah
TRIBUNNEWS.COM, ARAFAH - Berada di Padang Arafah dan hidup di bawah tenda-tenda perkemahan tak membuat jemaah haji Indonesia ketinggalan kebiasaan minum kopi di pagi hari.
Pagi ini Sabtu (10/8/2019) Waktu Arab Saudi, 231 ribu jemaah haji sudah berada di Padang Arafah menanti tibanya waktu wukuf Arafah yang akan berlangsung usai salat dhuhur nanti siang.
Dilaporkan seluruh jemaah haji Indonesia sudah diangkut ke Padang Arafah semalam.
Pendorongan jemaah haji tahun ini berlangsung lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya lebih cepat 4 jam.
Jemaah yang didorong paling akhir adalah sektor 11, pada pukul 20.50 Waktu Arab Saudi.
Usai istirahat jemaah haji ini bangun pukul 04.00 untuk melaksanakan salat subuh.
Baca: Kabar Terkini Jemaah Haji, Jabal Rahmah, Tempat Bertemunya Nabi Adam dan Hawa Tempat Favorit Wukuf
Baca: Pilih Ustadz Yusuf Mansur Sebagai Khatib Salat Idul Adha, Ini Penjelasan Humas Masjid Istiqlal
Baca: Sama-sama Keluarkan Aroma Tak Sedap, Dua Cara Berbeda Olah Daging Kambing dan Babat Sapi, Ini Trikya
Usai salat subuh para jemaah mendengarkan ceramah siraman ruhani di tenda masjid yang disediakan di tengah-tengah pemukiman tenda-tenda.
Ceramah disampaikan oleh KH Imam Daruqutni.
Acara ini berlangsung santai, beberapa jemaah haji terlihat mendengarkan ceramah sambil seruput kopi.
Petugas haji dari bagian konsumsi memang menyediakan tempat bikin kopi di luar tenda.
Baca: Nabi Muhammad SAW Menganjurkan 9 Amalan Sunnah Ini Sebelum dan Sesudah Salat Idul Adha
Air panas, kopi dan teh disediakan di atas meja memudahkan jemaah haji untuk menyeduhnya.
Jabal Rahmah Favorit
adang Arafah semakin dipadati jemaah haji dari seluruh dunia. Jabal Rahmah menjadi tempat favorit jemaah. Mengapa?
Pantauan tribunnews di pegunungan ini semakin malam semakin ramai dikunjungi para jemaah haji yang datang ke gunung tersebut dengan jalan kaki.
Bahkan tak sedikit jemaah haji tersebut berasal dari Indonesia, seolah-olah mereka tak kenal waktu mendaki Jabal Rahmah saat dini hari.
Sebagian besar jemaah yang datang ke Jabal Rahmah memang berasal dari jemaah haji selain Indonesia.
Mereka berbondong-bondong datang dengan membawa berbagai perlengkapan mulai dari alas tidur hingga beberapa makanan.
Tampaknya para jemaah haji ini mengincar posisi wukuf di Jabal Rahmah.
Mengapa Jabal Rahmah diincar hingga menjadi lokasi wukuf terpavorit bagi jemaah?
Jabal Rahmah sebagaimana diketahui adalah pegunungan yang diyakini sebagai tempat bertemu Nabi Adam dan Hawa setelah terpisah ratusan tahun usai keduanya dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke bumi.
Tak heran, jika suasana malam di Jabal Rahmah sangat ramai.
Jemaah banyak yang berdoa disitu terutama di puncak gunung, ada juga yang menggelar alas tidur lesehan dan tidak sedikit pula yang asik ngobrol santai menikmati malam di Jabal Rahmah.
Makin Padat
Patauan Tribunnews.com, tepat pada pergantian hari dari Jumat ke Sabtu 8 ke 9 Dzulhijjah, 9 ke 10 Agustus 2019 waktu Arab Saudi suasana di Padang Arafah semakin ramai dengan kedatangan ribuan jemaah haji dari berbagai penjuru dunia.
Bahkan hingga dini hari ratusan kendaraan mulai dari bus hingga kendaraan pribadi memadati jalanan di Padang Arafah.
Mereka mengangkut jemaah haji untuk diantar ke tenda-tenda tempat menginap selama di Arafah.
Waktu wukuf sebagaimana diketahui tinggap hitungan jam.
Waktu mustajabah wukuf akan datang saat tergelincirnya matahari hingga menjelang terbenam matahari sore ini Waktu Arab Saudi.
Dikutip dari Gana Islamika, Wukuf merupakan bagian terpenting dari ibadah haji. Pada hari ke-9 bulan haji.
Para peziarah pergi ke dataran yang disebut Arafah, terletak sekitar 19 km ke arah timur dari Makkah. Di sini mereka berdiri di sebuah tempat yang diyakini sebagai tempat Nabi Adam berdoa.
Dalam sejarah Islam, dikisahkan Nabi Muhammad menyampaikan khotbah terakhirnya di tempat ini pada tahun 632 M.
Kemudian para peziarah tersebut berdoa, dan mendengarkan khotbah sampai matahari terbenam.