Kini Sales Kartu Perdana di Bandara Jeddah Tak Lagi Berani Sentuh Jemaah Haji Indonesia
Aksi tak simpatik dari sales kartu perdana Arab Saudi di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, akhirnya tak terlihat lagi.
Penulis: Aji Bramastra
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aji Bramastra dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Aksi tak simpatik dari sales kartu perdana Arab Saudi di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, akhirnya tak terlihat lagi.
Sebelumnya, Tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia melayangkan surat protes resmi ke otoritas Arab Saudi.
Pasalnya, ulah sales yang menawarkan produk dagangan sangat mengganggu para jemaah.
Tak jarang mereka memaksa membuka paspor para jemaah, utamanya jemaah lansia yang tak berani melawan.
Hal yang lebih kurang ajar, ada yang sampai berani meminta sidik jari.
Padahal, mereka bukanlah pegawai dari otoritas keamanan.
Hal ini pun akhirnya memperlambat proses imigrasi para jemaah.
Baca juga: Dua Jemaah Haji Indonesia Sempat Tertahan di Imigrasi Jeddah, Sidik Jari Mirip Punya Orang Lain
Pantauan Tribunnews.com di Bandara Jeddah, Minggu (26/6/2022), ulah para sales kartu ponsel itu akhirnya tak terlihat lagi.
"Alhamdulillah hari ini tidak ada lagi. Jemaah sudah nyaman. Proses masuk ke Bandara makin cepat," kata Aryanto, Kepala Sektor 2 Bandara Jeddah, Minggu (26/6/2022).
Menurut Aryanto, yang melakukan protes soal aksi nakal sales kartu ponsel ini, bukan hanya pihak Indonesia saja.
Baca juga: 95 Orang Sakit, yang Wafat Tambah 2, Jemaah Haji Diingatkan Tak Paksa Diri Salat di Masjidil Haram
"Dari negara lain juga protes," kata Aryanto.
Sebelumnya, ulah para sales itu memang sangat mengganggu.
Petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) Daerah Bandara, Hanif Farizi, mengatakan, ulah para sales ini kepada jemaah Indonesia memang liar dan kasar.
Ada sales yang malah balik marah, karena PPIH memberikan imbauan agar jemaah tidak menanggapi tawaran apapun terkait kartu lokal.
Baca juga: Kisah Jemaah Haji Indonesia dan Sandal Hilang Penebus Dosa di Masjid Nabawi
"Ada yang langsung narik tangan jemaah, lalu dicap sidik jari, padahal sidik jari ini kan data yang sangat privasi," kata Hanif.
Sementara, Kepala Kantor Urusan Haji Indonesia Konjen RI Jeddah, Nasrullah Jassam, mengatakan, sudah mengirim surat per tanggal 21 Juni lalu ke Dirjen Haji dan Umroh Arab Saudi cabang Bandara Jeddah.
"Inti suratnya permintaan untuk menertibkan dan mengatur penjual kartu perdana di hall Bandara Jeddah. Kita resmi mengajukan komplain," kata Nasrullah.
Menurut Nasrullah, para sales itu kini tetap diizinkan untuk menawarkan kartu perdana, tapi tidak diperbolehkan memaksa.