Sang Ayah Meninggal, Satrio Tak Menyangka Bisa Menunaikan Ibadah Haji di Usia 23 Tahun
Satrio bisa menunaikan ibadah haji lantaran sang ayah Suripto, yang sedianya menunaikan haji tahun ini meninggal dunia.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Satrio Bimantoro menjadi jemaah calon haji termuda tahun ini lantaran bisa berangkat ke Tanah Suci Mekkah di usianya yang baru 23 tahun.
Satrio bisa menunaikan ibadah haji lantaran sang ayah Suripto, yang sedianya menunaikan haji tahun ini meninggal dunia 21 Februari 2023 lalu.
Jatah keberangkatan haji akhirnya menjadi milik Satrio.
Warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur ini pun siap menemani sang ibu Lilik Sulistyowati, menunaikan ibadah haji tahun ini.
Baca juga: Hari Minggu Lusa Saudi Arabia Airlines Berangkatkan Jamaah Haji Perdana dari Bandara Kertajati
tidak menyangka bisa naik haji di usia 23 tahun. Ini lantaran, warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo menggantikan ayahnya.
"Bapak saya meninggal 21 Februari 2023 lalu. Saya dapat limpahan itu. Sehingga menjadi haji termuda sekarang ini," ujar Satrio saat ditemui ketika pelepasan CJH Kabupaten Ponorogo, Sabtu (27/5/2023).
Dia menjelaskan telah melakukan berbagai persiapan mulai manasik secara mendadak, juga menyiapkan segala bekal untuk menjalankan rukun Islam ke-5 ini.
"Juga menyiapkan fisik ya. Karena kabarnya cuaca di Tanah Suci lagi panas. Saya juga membawa vitamin serta obat pribadi," kata pria yang berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir ini.
Satrio menuturkan bahwa rencana awal kedua orangtuanya, Suripto dan Lilik Sulistyowati mendaftar haji bersama-sama beberapa tahun lalu.
Namun ayahnya lebih dahulu dipanggil oleh Allah SWT.
Baca juga: Kemenag: Jemaah Haji Asal Demak Meninggal Setelah Alami Serangan Jantung
"Akhirnya saya yang menggantikan bapak. Berangkatnya sama ibu saya rencana awal. Tetapi ada trouble perihal visa. Nanti akan menyusul jika visa telah selesai," jelasnya.
Informasi terakhir yang diterima Satrio, jika visa telah selesai sebelum keberangkatan tanggal 28 Mei 2023 nanti, ia dan ibunya akan gabung dalam kloter yang sama.
Namun jika belum selesai akan dilimpahkan ke gelombang 2.
"Tinggal menunggu besok bagaimana. Harapannya bisa berangkat bersama dan pulang juga bersama-sama," terangnya.
Satrio berharap bisa menjadi haji mabrur dan insan yang lebih baik.
"Juga mendoakan bapak tenang di alam sana. Saya ibadah haji ini menggantikan bapak," pungkasnya.
Diketahui, sebanyak 498 calon jemaah haji (CJH) asal Bumi Reog tiba di Pendopo Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo, Sabtu (27/5/2023) dini hari. Ada 11 bus yang membawa ratusan CJH.
Tangis haru seketika menyeruak ketika Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko melepas ratusan CJH. Mereka terlebih dahulu ke asrama haji Sukolilo Surabaya.
Kemudian sehari setelahnya, ratusan CJH yang tergabung dalam kloter 10 dan 11 embarkasi Surabaya itu berangkat ke Tanah Suci pada Minggu (28/5/2023).
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Gantikan Ayahnya yang Meninggal, Satrio Berangkat Haji Temani Ibu, Jadi Jemaah Termuda Ponorogo