Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jemaah Haji Diimbau Waspada dengan Cuaca Panas di Madinah 

Jemaah haji harus menyiapkan perlindungan tambahan agar tetap bisa beribadah dengan sempurna di tengah cuaca panas di Madinah.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Jemaah Haji Diimbau Waspada dengan Cuaca Panas di Madinah 
Saudigazette.com.sa
Tenda-tenda Mina sudah mulai disiapkan dengan segala perlengkapannya untuk menerima jemaah haji musim haji ini. Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran menyampaikan jemaah haji asal Indonesia harus mewaspadai suhu panas di Madinah.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kota Madinah, Arab Saudi pada akhir bulan Mei mulai memasuki musim panas. 

Suhu di siang hari bisa mencapai 40 derajat celsius atau lebih. 

Berbeda dengan di tanah air, kelembaban udara di Madinah lebih rendah.

Baca juga: 1.889 Jemaah Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah

Kelembaban udara yang rendah ini mengakibatkan panas terasa menyengat namun tubuh tidak berkeringat. 

Diketahui bahwa mekanisme berkeringat merupakan mekanisme untuk menstabilkan suhu tubuh.

Terkait hal ini, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran menyampaikan jemaah haji asal Indonesia harus mewaspadai suhu panas di Madinah

Berita Rekomendasi

Jemaah haji harus menyiapkan perlindungan tambahan agar tetap bisa beribadah dengan sempurna di tengah cuaca panas di Madinah.

Baca juga: Ini Sederet Vaksinasi yang harus Dilakukan Jemaah Haji dan Manfaatnya

''Jemaah harus waspadai cuaca panas di Madinah. Panas di Madinah akan terasa lebih menyengat namun tubuh tidak berkeringat," ungkap dr Imran pada keterangan resmi, Kamis (1/6/2023).

Imran mengatakan jika situasi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang bisa menghambat jemaah untuk menjalankan ibadah.

Terdapat lima penyakit yang sering muncul karena cuaca panas Madinah dan dialami oleh jemaah haji.

Pertama yaitu infeksi saluran pernapasan atas (ispa). 

Gejala yang sering muncul yaitu batuk. 

Udara kering Madinah dapat menyebabkan lapisan didalam mulut dan hidung menjadi kering dan memicu terjadinya batuk.

Kedua adalah dehidrasi yang cukup serius. 

Kelembaban udara Madinah yang rendah, sering kali membuat jemaah haji tidak merasa langsung haus saat beraktifitas di luar ruangan. 

Gejala yang sering di alami jemaah haji yang mengalami dehidrasi yaitu pusing.

Baca juga: Hari ke-9 Haji di Madinah, Jamaah Wafat Capai 8 Orang Tertinggi Sejak 2018

Kondisi dehidrasi juga sangat berbahaya bagi jemaah lanjut usia. 

Karena banyak Lansia yang mengalami gangguan persepsi haus. 

Rasa haus pada lansia sedikit lambat maka saat lansia merasa haus artinya sudah dalam keadaan dehidrasi berat.

Akibat kondisi ini, jemaah haji disarankan setiap 1 jam harus minum air 250 ml.

Dilakukan bertahap seperti sekali minum cukup dua atau tiga teguk air secara perlahan. 

Hal ini bisa mencegah tenggorokan kering sehingga tidak memicu batuk. 

Kebiasaan minum seperti ini juga bisa mencegah terjadinya dehidrasi.

Ketiga, heat exhaustion atau kelelahan karena panas.

Aktifitas jemaah haji di Madinah adalah aktifitas fisik. Sebagian besar jalan kaki dari hotel menuju masjid Nabawi untuk menjalankan sholat arbain.

'Di Madinah, jemaah haji akan menjalankan sholat arbain. 

Baca juga: 1.600 Tenaga Kesehatan Haji Dikerahkan Layani Jemaah Indonesia di Arab Saudi

Dalam satu hari, jemaah akan berulang ke masjid Nabawi untuk menjalankan sholat wajib. 

"Jemaah beresiko mengalami kelelahan dan terpapar sinar matahari terik terutama di waktu zuhur dan ashar,'' kata dr Imran lagi. 

Ibadah arbain membuat jemaah haji beraktifitas fisik lebih dengan berjalan dari hotel ke masjid atau sebaliknya. 

Jemaah haji juga akan lebih sering terpapar sinar matahari terik terutama di waktu sholat zuhur dan ashar.

Hal ini bisa memicu heat exhaustion. Gejala yang sering muncul dari kondisi ini seperti pusing, kram otot, dan keringat dingin hingga pingsan.

Keempat, adalah heat stroke yang merupakan tingkat lanjut dari heat exhaustion. 

Jika heat exhaustion tidak mendapatkan penanganan segera bisa jatuh ke kondisi heat stroke. 

Yang terakhir namun paling sering dijumpai di Madinah yaitu kaki melepuh. 

Banyak jemaah haji Indonesia yang kehilangan alas kaki saat di masjid Nabawi.

Kemudian jemaah haji memaksakan diri untuk berjalan kaki tanpa alas kaki. 

Dengan suhu Madinah seperti saat ini, berjalan tanpa alas kaki sejauh minimal 10 meter, sudah bisa mengakibatkan kaki melepuh.

Dengan melakukan pencegahan yang cukup, diharapkan jemaah haji dapat terhindar dari masalah kesehatan karena suhu panas dan beribadah dengan lancar. 

Jika jemaah haji memiliki masalah kesehatan, diimbau untuk segera berkonsultasi dengan tenaga Kesehatan di kloter masing-masing.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas