Banyak Jemaah Kehilangan Alas Kaki di Masjid Nabawi, Petugas Haji Diimbau Bawa Sandal Cadangan
Sejumlah petugas haji non-kloter di Madinah, berharap para pendamping kloter dari 14 embarkasi Tanah Air, berinisiatif membawa sandal jepit cadangan.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com Network, Thamzil Thahir
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH -- Sejumlah petugas haji non-kloter di Madinah, berharap para pendamping kloter dari 14 embarkasi Tanah Air, berinisiatif membawa sandal jepit cadangan untuk dibagikan ke jamaah haji.
Petugas non-kloter di sektor dan daerah kerja (daker) Madinah, Mekah dan Armina, mengaku siap mendistribusi ke jemaah yang membutuhkan.
Baca juga: Antisipasi Jemaah Haji Kehilangan Alas Kaki, PKP3JH Siapkan 500 Pasang Sandal di Madinah dan Makkah
Harapan ini disampaikan sehari menjelang keberangkatan jamaah dan petugas haji daerah (TPHD).
TPHD secara bertahap mulai meninggalkan Tanah Air, Rabu (7/6/2023) dan tiba di Jeddah, Kamis (8/6/2023) hari ini.
Imbauan ini merujuk fakta, tingginya kasus harian jamaah kehilangan alas kaki seusai ibadah Arbain, shalat jamaah 40 waktu di Masjid Nabawi Madinah, dua pekan terakhir.
Harapan disampaikan terpisah petugas haji (PPIH Arab Saudi) non-kloter dari 3 tim kompartemen tugas di sektor khusus Masjid Nabawi, Madinah:
Pertama dari Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH).
Baca juga: Saudi Airlines Delay 45 Menit, Tandai Penutupan Kedatangan Jamaah Haji Gelombang I di Madinah
Kedua tim kesehatan dari Emergency Medical Team (EMT), dan terakhir dari kompartemen petugas layanan jamaah Lanjut Usia (Lansia).
"Sehari itu, kita bisa dapat 15 hingga 20 jamaah haji kita yang sandalnya tercecer, dilupa atau hilang di masjid," kata Imran, petugas PKP3JH di Sektor Khusus Masjid Nabawi, Madinah.
Harapan senada dikemukan l NS Titin, sejawat Imran dari RSPAD Jakarta.
Pihaknya, melalui ketua sektor masing-masing sudah mengajukan tambahan sendal ke bagian logistik Daker Madinah.
Menurutnya, sandal jepit cadangan yang dibawah dari Tanah Air, sudah habis sejak pekan pertama, masa tugas, 24 hingga 31 Mei 2023.
"Sejak bimtek di (asrama haji Pondok Gede Jakarta), tim PKP3JH sudah sepalay bawa 5 pasang satu orang untuk sandal emergency." ujarnya.
Sekitar 100 pasang sendal seharga Rp10.000 itu, kebanyakan habis usai waktu Dhuha, shalat Lohor dan Ashar.
Di tiga periode shalat siang hari itu, jamaah tak beralas kaki dari masjid, sangat berpotensi mengalami kaki melepuh karena panas ubin luar masjid, patique atau kelelehan, over heat, dan dehidrasi.
"Kalau yang sandalnya tercecer habis shalat Magrib, Isya atau Subuh, lantai jalan sudah dingin," kata M Alwi, paramedik EMT dari RSUD Enrekang, Sulsel.
Dari data dan temuan lapangan di sektor khusus, rentang usia jamaah dengan kasus sandal hilang dan tercecer adalah usia lansia.
Kasus kedua mereka baru sehari atau 2 hari di Madinah.
"Mereka ke masjid tak bawa tas sandal. Di simpan depan masjid, di boks sandal, tapi saat pulang lupa naruh dimana," kata Cipta, petugas EMT dari sektor II Simaliyah Masjid Nabawi.
Cipta petugas dari RSUD Tasikmalaya menyebut, sandal, masker, alat P3K, salep, air dan water spray adalah logistik standar di backpack bag mereka. (zil)