Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Langkah KKHI Makkah Antisipasi Kondisi Jemaah Haji Risiko Tinggi

Ada sejumlah faktor yang biasanya menjadi penyebab kematian jemaah saat menjalani ibadah di Tanah Suci. Salah satunya penyakit penyerta.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
zoom-in Langkah KKHI Makkah Antisipasi Kondisi Jemaah Haji Risiko Tinggi
Tribunnews.com/Rachmat Hidayat
Jemaah haji Indonesia mulai banjiri Kota Makkah. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM - Menginjakkan kaki di Tanah Suci merupakan suatu kerinduan tiap muslim di dunia, termasuk Indonesia.

Di Masjidil Haram yang terletak di kota Makkah, Arab Saudi, tentunya pemandangan 'datang dan berpulang' merupakan hal yang biasa terlihat jelang pelaksanaan puncak ibadah Haji.

Termasuk pada momen penyelenggaraan ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi.

Terkait adanya sejumlah jemaah Haji Indonesia yang meninggal dunia saat berada di tanah suci, khususnya Makkah, Kasie Kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Andi Ardjuna menjelaskan sejumlah faktor yang biasanya menjadi penyebab kematian jemaah saat menjalani ibadah di tanah suci.

Mulai dari penyakit penyerta (komorbid) yang diderita jemaah, hingga faktor kelelahan karena aktivitas fisik yang terlalu diforsir.

"Terkait dengan tingginya kematian, bukan hanya satu faktor tapi ada beberapa faktor. Satu ada faktor komorbid jemaah itu sendiri, kemudian yang kedua terkait aktivitas fisik yang dilakukan jemaah selain daripada komorbid tadi," jelas dr Andi Ardjuna di Makkah, Senin (12/6/2023).

Baca juga: Apakah Sah Jamaah Haji Lansia Pakai Popok? Ini Jawaban KH Imam Khoiri

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu, kata dia, untuk mengantisipasi kematian pada jemaah, perlu dilakukan pemeriksaan ulang terkait kondisi jemaah yang berisiko tinggi (risti) atau mereka yang memiliki komorbid.

"Buat antisipasi satu terkait dengan pemeriksaan kembali terkait dengan jemaah yang masih risti," kata dr Andi Ardjuna.

Kemudian penting bagi jemaah Haji untuk mendapatkan edukasi terkait aktivitas yang mereka lakukan.

Hal itu agar mereka dapat menjaga ketahanan fisik dengan mengetahui kapan waktu beribadah dan kapan waktu untuk beristirahat.

"Upaya lain, memberikan informasi edukasi kepada jemaah terkait dengan aktivitas yang akan dilakukan, baik terkait dengan edukasi pelaksanaan ibadahnya maupun tahap yang harus dilakukan," papar dr Andi Ardjuna.

dr Andi Ardjuna pun menjelaskan bahwa tim KKHI akan melakukan evaluasi terkait kondisi jemaah, terutama jemaah risti.

Tersedia poliklinik khusus jemaah risti, sehingga penanganannya pun dapat dilakukan secara khusus.

"Kita evaluasi kondisi jemaah tadi jadi yang sudah dilakukan di kloter, bagi jemaah yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, kita periksa di KKHI namanya kita Poli Risti. Salah satu tujuannya adalah screening terkait dengan jemaah dalam upaya memberi pelayanan terbaik. Ini merupakan langkah yang kita lakukan dalam rangka safari wukuf," tutur dr Andi Ardjuna.

Ia pun mengimbau para jemaah, baik yang telah berada di tanah suci maupun yang hendak berangkat, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan membawa obat-obatan yang biasa mereka konsumsi saat kondisi tubuh sedang kurang sehat.

"Kepada jemaah yang sudah berada di arab saudi dan nanti akan tiba, satu terkait kesehatan, pemeriksaan kesehatan, kemudian membawa obat obatan yang senantiasa digunakan," jelas dr Andi Ardjuna.

Lalu terkait aktivitas, jemaah diimbau untuk memperhitungkan waktu dan timing yang tepat dalam beraktivitas.

Sementara itu bagi jemaah lanjut usia (lansia), disarankan untuk melakukan aktivitas terukur di sekitar hotel sambil menunggu tahapan ibadah selanjutnya.

"Jemaah yang lansia khususnya aktivitas kalau bisa dilakukan di sekitar hotel sambil kita menunggu ibadah Haji khususnya armuzna," kata dr Andi Ardjuna.

Terkait kondisi cuaca panas yang cukuo ekstrem di Makkah yakni mencapai 45 derajat Celcius, diharapkan para jemaah untuk selalu mengkonsumsi air mineral agar tubuh mereka selalu terhidrasi.

"Kita harapkan satu lagi terkait dengan kondisi cuaca. kondisi cuaca di Makkah sampai 45 derajat, kita harapkan bagi jemaah minum jangan menunggu haus, ini kita harapkan minum tanpa menunggu haus paling tidak memberikan respons-respons baik pada tubuh kita," pungkas dr Andi Ardjuna.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas