Kemenag Bakal Gunakan Artificial Intelligence untuk Verifikasi Dokumen Jemaah Haji 2024
Penggunaan artificial intelligence untuk mencegah kendala yang terjadi saat verifikasi dokumen jemaah haji.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama berencana menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam pelayanan haji di tahun 2024.
Penggunaan artificial intelligence untuk mencegah kendala yang terjadi saat verifikasi dokumen jemaah haji.
"Saya habis musim haji ini akan ngegas perbaikan di verifikasi dokumen. Kemarin itu kita pada proses embarkasi ada kendala di dokumen," ujar Inspektur Jenderal Kemenag Faisal Ali Hasyim melalui keterangan tertulis, Kamis (6/7/2023).
Faisal mengungkapkan pada pelaksanaan haji tahun ini, salah satu kendala yang dihadapi adalah verifikasi dokumen jemaah.
Baca juga: 7.131 Jemaah Haji Telah Tiba di Tanah Air, 6.592 Lainnya akan Diberangkatkan Hari Ini
Salah satu keterlambatan terjadi saat request visa jemaah haji, karena terkendala di Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).
"Di Siskohat ada yang satu nama tapi di endorsement-nya tiga nama itu enggak ada atau upload fotonya juga kurang. Saya sudah minta ke Tim Irjen untuk tahun depan, kita dengan teman-teman Siskohat mendorong Artificial Intelligence di situ," kata Faisal.
Melalui penggunaan Artificial Intelligence, proses visa akan ditolak apabila ada yang memasukan cuma satu suku kata namun belum melampirkan lembar persetujuan halaman tiga.
"Misalnya nama Faisal, kalau cuma satu kan enggak bisa diproses. Nah, direquest visa itu ada endorsement tiga nama, setelah dilampirin baru bisa," ujarnya.
Sehingga tidak seperti sekarang ini, kata Faisal, semua lempar-lempar dari kabupaten ke provinsi dan dari provinsi ke pusat.
Kemudian dari pusat karena dinilai kurang lalu lempar lagi ke kabupaten dan kota.
"Ke depan di Kabupaten itu bisa dihadang terus. Saya sudah mempelajari sistem Siskohat, itu bisa dibuat. Cuma ini kadangkala perlu akselerasi dari saya untuk jalan," ucap Faisal.
Selain itu, perubahan konfigurasi jumlah kursi pesawat dari 480 menjadi 400 juga karena terlambat proses validasi data jemaah.
"Ini juga catatan yang akan saya perbaiki yaitu, penyiapan data dokumen jemaah. Proses request visa kemarin injury time baru keluar. Nah kalau itu semua lengkap di awal, luar biasa itu," pungkas Faisal.