TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Di Kota Jeddah, terdapat sebuah masjid yang mencuri perhatian, namanya Masjid Syeikh Ibrahim Al Juffali.

Masjid ini terletak di di kawasan Ballad, kota Jeddah.

Banyak yang mengira, dulunya masjid ini diperuntukkan sebagai tempat untuk eksekusi hukum pancung atau hukum Qishash.

"Masjid (Juffali) ini dengan tempat Qishash tidak ada hubungannya sama sekali," salah seorang mukimin bernama Arifin yang sudah 20 tahun tinggal Makkah menjelaskan.

Tempat pelaksanaan hukum Qishash, bukan diarea yang kini dijadikan Masjid Juffali. Area tempat pelaksanaan hukum pancung, cerita Arifin,dulunya memang tak jauh letaknya dengan Masjid Juffali.

"Ada tanah lapang, terdapat sekira 4x4, di keramik tingginya setengah meter. Ditempat itulah dulu (dilakukan) Qishash.Tapi sekarang sudah tidak ada lagi, sejak 2017 lalu pelaksanaan Qishash sudah dipindah ke penjara," jelasnya.

Masjid Jaffali Arifin menjelaskan, dibangun oleh Syeikh Ibrahim Al Juffali. Jufalli adalah pemegang tunggal distributor Mercedes-Benz di Arab Saudi pada tahun 1986.

Dari luar, mesjid ini sangat artistik. Dirancang oleh Abdul Wahid al Wakil, arsitek kebangsaan Mesir. Memiliki kubah kecil, berjumlah 26. Salah satu sudutnya, berdiri sebuah menara yang cukup tinggi. Menara yang sama dengan masjid kebanyakan, sebagai sebuah simbol tempat ibadah bagi umat Islam.

Di bagian luar masjid ini pada sore hari hingga jelang malam, kerap dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai tempat bermain.

Terdapat taman yang luas, membuat nyaman bagi pengunjung untuk berlama lama di area yang dulunya menjadi tempat pelaksanaan hukum Qishash atau hukum pancung. Taman ini, berada di pinggir danau buatan yang alirannya terhubung langsung ke Laut Merah.

Di area dalam, masjid ini dihiasi oleh beberapa lampy gantung dipadu dengan kubah bertuliskan kaligrafi yang memikat mata. Karpet masjid yang terbentang memberikan kenyamanan bagi para jemaah yang datang.