Konsul Haji Minta Maktab di Arab Saudi Pahami Budaya Jemaah Indonesia
Konteks keragaman jemaah haji Indonesia diharapkan bisa dipahami oleh pengurus Maktab.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsul Haji pada Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah Nasrullah Jasam meminta para pemimpin maktab untuk memahami latar belakang jemaah haji Indonesia.
Latar belakang itu mencakup kultur, budaya, pendidikan, termasuk usia dan profesi.
Baca juga: Menteri Agama Berangkat ke Arab Saudi Dinihari Tadi Pantau Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji
Hal ini disampaikan Nasrullah saat memberikan materi pada Bimbingan Teknis terintegrasi yang diselenggarakan KUH KJRI bersama Masyariq (perusahaan penyedia layanan di Arab Saudi) di Jeddah, Arab Saudi.
Bimtek diikuti koordinator wilayah pada Daerah Kerja Bandara, Makkah, dan Madinah, serta penghubung dan pengurus maktab.
"Para pimpinan maktab harus memahami latar belakang jemaah haji Indonesia, baik dari sisi kultur, pendidikan, usia, jenis kelamin dan profesi," ujar Nasrullah melalui keterangan tertulis, Selasa (7/5/2024).
Baca juga: Jemaah Haji Kloter Pertama akan Berangkat 12 Mei 2024, Ini 4 Barang dan Dokumen yang Wajib Dibawa
Maktab adalah pihak ketiga yang diberi amanah Masyariq untuk memberikan layanan kepada jemaah haji.
Jemaah haji Indonesia bakal terbagi dalam 73 maktab.
Untuk menjalankan tugasnya, maktab harus memiliki izin dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Setiap maktab mengutus tiga orang, terdiri atas ketua dan dua wakil. Sehingga, total ada 219 peserta dari 73 maktab yang mengikuti Bimtek.
Baca juga: 3 Persiapan Wajib bagi Jemaah Haji Lansia agar Ibadah ke Tanah Suci Menjadi Maksimal
"Jemaah haji Indonesia sangat beragam. Dari sisi pendidikan ada yang hanya lulusan sekolah dasar, ada juga yang guru besar. Secara kultur juga beragam karena mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia,” ujar Nasrullah.
Nasrullah berharap, konteks keragaman jemaah haji Indonesia ini bisa dipahami oleh pengurus Maktab.
Pemahaman itu penting agar proses pelayanan yang diberikan juga bisa memperhatikan keragaman yang ada.
“Bahkan, secara pengalaman bepergian juga beragam. Tidak sedikit jemaah haji Indonesia yang belum pernah bepergian ke luar negeri," ungkapnya.
Tahun ini Indonesia mendapat 241.000 kuota, terdiri atas 213.320 jemaah haji khusus dan 27.680 jemaah haji khusus.
Dari sisi usia, ada sekitar 45.000 jemaah haji Indonesia yang masuk kategori lansia (65 tahun ke atas).