Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ISPA Hingga Gangguan Pencernaan Jadi Penyakit yang Sering Muncul Saat Ibadah Haji

Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) mencatat beberapa penyakit yang rentan dialami jemaah haji saat menjalankan ib

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
zoom-in ISPA Hingga Gangguan Pencernaan Jadi Penyakit yang Sering Muncul Saat Ibadah Haji
Tribun-Timur.com/AS Kambie
Jemaah Haji Indonesia pada umumnya melakukan Haji Tamattu, yakni mendahulukan umrah daripada haji. Seperti yang dilakukan Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang bertugas di Daerah Kerja (Daker) Bandara dan Madinah, Kamis (9/5/2024) dinihari tadi. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) mencatat beberapa penyakit yang rentan dialami jemaah haji saat menjalankan ibadah di tanah suci.

Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah, Dokter Leksmana mengatakan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang dialami jemaah haji biasanya diakibatkan kerumunan besar jemaah, polusi udara, dan perubahan suhu yang drastis di Makkah dan Madinah.

Selain ISPA jemaah pun perlu mewaspadai penyakit gangguan pencernaan.

"Gangguan pencernaan, seperti diare, muntah, atau sakit perut, yang disebabkan perubahan pola makan, air minum yang berbeda, dan sanitasi yang mungkin tidak memadai juga perlu diwaspadai," kata dokter Leksmana, Jumat (10/5/2024).

Selain itu, Leksmana menyebut bahwa dehidrasi menjadi risiko yang serius terutama jika jemaah tidak cukup minum air.

Baca juga: Suhu di Arab Saudi Diprediksi Capai 50 Derajat Celcius, Jemaah Haji Diimbau Waspadai Heat Stroke 

Dirinya mengungkapkan dehidrasi muncul disebabkan cuaca panas di Makkah dan Madinah.

Berita Rekomendasi

Ia menambahkan, penyakit kulit, infeksi jamur, ruam panas, atau luka akibat gesekan pakaian bisa terjadi karena panas dan kelembaban yang tinggi.

"Penyakit menular, seperti flu, demam, atau penyakit menular lainnya karena interaksi dengan jemaah dari berbagai negara dengan kondisi kesehatan yang berbeda juga perlu diantisipasi," ujarnya.

Juga terdapat penyakit kronis yang bisa jadi dialami jemaah. Kondisi seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung bisa menjadi lebih sulit dikontrol karena perubahan pola makan, kurang istirahat, dan stres selama perjalanan.

Baca juga: 4 Tips Hindari Heat Stroke pada Musim Haji, Dokter Sarankan Perbanyak Minum Air Putih

"Serta trauma atau cedera, terutama karena kerumunan besar dalam melakukan ritual seperti tawaf dan melempar jumrah," ungkapnya.

Untuk itu, ia merekomendasikan beberapa obat yang disarankan untuk dibawa jemaah haji, yaitu obat antidiare, obat pencernaan, obat pereda nyeri, obat alergi, obat untuk masalah kulit, obat flu dan batuk, dan obat pribadi.

Obat-obatan yang biasa dikonsumsi untuk kondisi kesehatan tertentu, seperti obat untuk tekanan darah tinggi, diabetes, jantung atau kondisi medis lainnya.

Jemaah haji Indonesia akan mulai berangkat ke Arab Saudi pada 12 Mei 2024. Tahun ini, terdapat 241.000 jemaah, terdiri atas 213.320 jemaah reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.

Data Kemenag mencatat tahun ini ada sekitar 45.000 jemaah haji reguler dengan usia 65 tahun ke atas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas