Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jemaah Haji Wajib Siapkan Diri Hadapi Cuaca Panas, Antisipasi Sakit Berat 

Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024 dijalankan saat cuaca panas Arab Saudi. 

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Jemaah Haji Wajib Siapkan Diri Hadapi Cuaca Panas, Antisipasi Sakit Berat 
Serambinews.com/Henri Lukmanul Hakim-MCH 2024
Sebanyak 3.425 jemaah haji Indonesia dari 8 kelompok terbang (Kloter) diberangkatkan secara bertahap dari Madinah ke Makkah Al-Mukarramah untuk melaksanakan umrah wajib, mulai Senin (20/5/2024). Potret Jelang Umroh Wajib, Jemaah haji Indonesia gelombang pertama mengambil niat umroh di Bir Ali.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Sama seperti tahun sebelumnya, penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024 dijalankan saat cuaca panas Arab Saudi

Pemerintah berharap seluruh jemaah tidak mengalami sakit berat. 

Karena itu, pemerintah melalui Pusat Kesehatan (Puskes) Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memantau kesehatan para jemaah.

Pemantauan kesehatan ini dibagi dalam sejumlah kategori risiko, yakni risiko tinggi, sedang, dan rendah.

Pengelompokkan kategori risiko kesehatan ini tidak hanya ditujukan bagi jemaah lanjut usia atau lansia, melainkan jemaah haji lain yang bukan lansia dan memiliki komorbid.

Sebanyak 30 orang teratas di tiap kloter yang masuk kategori risiko tinggi menjadi kelompok prioritas.

Berita Rekomendasi

Kepala Puskes Haji Kemenkes RI Liliek Marhaendro Susilo, Ak M.M mengatakan, 30 orang yang masuk kategori jemaah prioritas harus dimonitor kesehatannya secara rutin, yakni minimal dua hari sekali. Dalam monitoring kesehatan ini, petugas kesehatan akan melakukan pengecekan tensi darah.

Mereka juga harus minum obat secara teratur. Puskes Haji Kemenkes sudah mengimbau jemaah minum obat dan membawa obat rutin pribadi ke Tanah Suci sejak jemaah masih berada di Indonesia.

“Jadi, kami anjurkan sejak saat menjelang berangkat. Kami sudah sampaikan semua ke petugas kesehatan, pokoknya jangan lupa jemaah yang sudah rutin minum obat untuk membawa obat rutinnya selama kebutuhan 40 hari di Tanah Suci,” kata Liliek di Jakarta, ditulis Senin (20/5).

Menurut Liliek, minum obat teratur diharapkan dapat mengendalikan penyakit sehingga dapat terkendali, utamanya bagi jemaah dengan diabetes dan hipertensi.

“Kalau memang darurat, lupa bawa obat itu kita sediakan. Mudah-mudahan bisa cocok. Tetapi risiko tidak cocok itu nanti yang berdampak. Artinya, obat tetap sediakan, tapi jemaah sendiri kan yang paling mengerti obat apa yang biasa diminum. Meski kandungan sama, kalau beda merek, kadang suka tidak cocok," harap dia.

Berikut 3 tips agar terhindar dari sakit berat saat beribadah di cuaca yaang panas:

1. Makan dan Minum Teratur

Kapuskes Liliek mengingatkan kepada seluruh jemaah haji agar makan dan minum teratur. Jemaah haji bisa saja melakukan banyak aktivitas ibadah haji di Tanah Suci sehingga mereka lupa untuk makan dan minum.

Jemaah haji juga diingatkan agar beristirahat yang cukup.

“Tetap makan dan minum secara teratur. Jangan sampai lupa. Biasanya aktivitas yang berlebihan sehingga waktunya banyak digunakan beraktivitas, dia berkurang waktu istirahatnya. Yang kita minta aktivitas jangan kebanyakan, istirahat cukup,” pesan Liliek.

Aktivitas di luar dengan durasi panjang ini perlu diperhatikan oleh jemaah haji. Terutama, mereka yang tidak sempat membawa bekal makan dan minum. Apabila disepelekan, bahkan sampai lupa makan dan minum, mereka bisa jatuh sakit.

“Kalau aktivitas berkepanjangan di luar, makanan itu tersedia di hotel, bukan di luar. Ada katering di hotel. Nah, orang yang sudah pernah atau sering ke sana pasti banyak membawa bekal, bawa kurma. Misalnya, mau salat zuhur sampai asar di masjid, dia sudah siap bawa bekal,” terang Liliek.

2. Pakai Alat Pelindung Diri dan Minum Air Putih

Selama menjalankan ibadah haji, jemaah perlu menyesuaikan diri dalam menghadapi cuaca panas di Arab Saudi

Kapuskes Liliek menjelaskan, cuaca di Arab Saudi berbeda dengan cuaca di Indonesia. Di Indonesia, suhu paling panas sekitar 36 derajat celsius, sedangkan suhu di Arab Saudi berkisar 41 derajat celsius. 

“Paling panas di sana sekitar jam 3 dan 4 siang. Cuaca paling dingin itu jam 6 pagi. Sekarang 26 derajat celsius kalau pagi di sana. Nanti musim haji, semakin lama semakin panas. Tahun lalu di masa Arafah, cuacanya sampai 50 derajat celsius, rata-rata biasanya 47 derajat celsius,” terangnya.

Jika jemaah harus keluar, Liliek berpesan agar memakai alat pelindung diri. Selain itu, jangan lupa untuk minum air putih.

“Tolong gunakan alat pelindung diri. Pakai payung, pakai topi besar kalau ibu-ibu, pakai kacamata hitam, pakai masker, bawa semprotan air. Kalau terasa kering, disemprot supaya tidak kena heatstroke dan minum air,” ucapnya.

Targetnya, tiap 1 jam 250 mililiter atau satu gelas.

Jika minum sekaligus biasanya sering buang air kecil, toiletnya jauh dan susah. 

Dianjurkan setiap 10 menit atau 15 menit, minumlah seteguk air. Supaya tenggorokan, kerongkongan tidak kering.

3. Jaga Cairan Tubuh Tetap Stabil

Selain cuaca panas, Kapuskes Liliek menekankan, kelembaban udara di Arab Saudi terbilang rendah. Karena itu, jemaah haji diingatkan untuk minum air putih sebelum haus. Artinya, jemaah sebaiknya menghindari menunggu haus untuk minum air putih.

Demi menjaga cairan tubuh stabil, minum air putih dicampur oralit dapat menjadi pilihan yang bagus. 

Terlebih, batuk dan pilek sering dialami jemaah lantaran perubahan suhu dan cuaca.

“Kalaupun dia keluar siang hari, pulang masuk ke hotel, minumlah air putih dicampur oralit. Ya supaya cairan di tubuhnya tetap stabil,” kata Liliek.

Dengan demikian, minum obat, makan dan minum teratur serta istirahat yang cukup merupakan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan seluruh faktor risiko penyakit maupun aktivitas yang dilakukan jemaah haji selama beribadah di Arab Saudi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas