Cerita Widodo dan Istri, Rela Dorong Kursi Roda Lansia Tetangga dan Bantu Jemaah Lain yang Tersasar
Matahari siang di Kota Madinah Al Munawarah pada Rabu (22/5) tepat di atas ubun-ubun. Teriknya menyengat ke sekujur tubuh
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Matahari siang di Kota Madinah Al Munawarah pada Rabu (22/5) tepat di atas ubun-ubun. Teriknya menyengat ke sekujur tubuh. Seperti biasa, suhu di Arab Saudi berada pada 41 derajat celcius.
Di Masjid Nabawi Madinah Al Munawarah, tepatnya di dekat pintu gerbang no 333, tampak dari kejauhan seorang bapak mendorong kursi roda. Di kursi roda itu duduk seorang wanita lengkap dengan mukena putih.
Wartawan Tribun Network, Khalidin Umar Barat selaku anggota Media Center Haji (MCH) 2024 di Arab Saudi awalnya mengira wanita yang didorong itu adalah istri si bapak. Namun saat disapa, ternyata jemaah haji wanita yang duduk di kursi roda itu adalah tetangga sang pria yang mendorong kursi roda.
Baca juga: Kronologi Jemaah Haji Kloter 41 Marah Besar ke Garuda, Kemenag: Kita Tegur Keras
Widodo namanya. Dia adalah jemaah kelompok terbang (kloter) 8 asal Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Sementara wanita yang dia dorong dengan kursi roda itu adalah rekan sekloternya, sekaligus tetangganya di Bima, Nusa Tenggara Barat. Ummi, begitu wanita di kursi roda yang didorong Widodo itu biasa disapa.
”Ini tetangga saya, Ummi. Saya membantu dorong, karena kasihan,” kata Widodo.
Ummi mengamini ucapan Widodo. Ia menyebut Widodo dan istrinya sangat sayang kepadanya karena selalu membantu dirinya mulai dari keberangkatan di Tanah Air hingga tiba di Tanah Suci.
Widodo dan istrinya bergantian mendorong Ummi saat akan salat di Masjid Nabawi dan ketika pulang ke hotel. Dari hotel biasa yang mendorong adalah Widodo. Lalu setelah tiba di pintu gerbang Masjid Nabawi dilanjutkan sang istri yang mendorong kursi roda Ummi lantaran lokasi salat pria dan wanita terpisah.
Widodo sehari-harinya berprofesi sebagai guru di Kota Bima, NTB. Ia mengaku tak menjadi soal membantu mendorong jemaah wanita yang masih satu rombongan dengannya. Widodo dan istrinya memang sudah bertekad berburu kebaikan saling bantu dengan sesama jemaah. ”Tukang dorong saya ini pak," kata Ummi saat disapa wartawan, lalu dibalas jamaah lainnya “semua sayang Ummi.”
Dari pantauan di lapangan, saling membantu sesama jemaah adalah pemandangan lumrah yang dapat disaksikan pada musim haji di sekitar Masjid Nabawi. Para jemaah bukan hanya berburu melaksanakan amal ibadah di Masjid Nabawi, tapi juga berlomba mencari kebaikan seperti saling membantu sebagaimana dilakukan Widodo.
Selain para jemaah, berburu kebaikan juga dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Sebagaimana yang dilakukan tim Media Center Haji (MCH) di Arab Saudi, selain bertugas mencari dan menyebarkan informasi seputar pelaksanaan haji dan jemaah di tanah suci, para insan media ini juga acap berburu kebaikan.
Setiap waktu tim MCH wara-wiri di seputaran Masjid Nabawi memantau para jemaah yang mengalami kendala seperti lupa arah pulang ke hotel, lupa tempat meletakkan sendal, maupun yang sakit.
Baca juga: Marissya Icha Curhat Perlakuan Keluarga Fuji di Medsos, Haji Faisal: Kami Tidak Merugikan Orang
Setiap saat ada saja jemaah yang tampak berputar-putar keliling areal masjid lantaran tak tahu arah jalan pulang ke hotel hingga nyasar ke mana-mana. Momen inilah yang menjadi ladang amal kebaikan bagi para petugas haji, membantu para jamaah mengantarkan mereka ke lokasi penginapan atau mempertemukan dengan rombongan.
Kasus jamaah lupa arah pulang kerap terjadi. Seperti dialami Ruqoyah, 65 tahun. Ia sempat panik karena setelah salat Isya berjamaah di Masjid Nabawi, ia lupa arah pulang ke hotel. Ruqoyah terpaksa berjalan ke sana ke mari mencari hotel tempat dia menginap.
Sampai akhirnya dia didatangi oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang sedang berkeliling. Petugas itu lantas mengantar jemaah haji asal Bojonegoro itu ke hotelnya. ”Matursuwun nggeh mas. Ngapunten ngerepoti (terimakasih mas. Mohon maaf merepotkan, red)," kata Ruqoyah.
Tidak hanya Ruqoyah yang mengalami hal itu. Banyak jemaah haji Indonesia yang mengalami insiden serupa, terutama para jamaah lansia. Hampir setiap hari selalu ada saja jemaah yang tersesat. Rata-rata mereka bingung saat hendak keluar Masjid Nabawi gara-gara lupa di mana pintu saat pertama dia masuk.
Seorang jemaah wanita, Pari Sultani, sempat terdampar di pelataran Masjid Nabawi akibat terpisah dengan rombongannya pada Rabu (15/5) tengah malam Waktu Arab Saudi (WAS). Kala itu, Tim 1A Media Center Haji beranggotakan beranggotakan Khalidin Umar Barat jurnalis Tribun Network, Aris Imam Masyudi wartawan Jawapos, Hikmah Romalina (Pendis Kemenag RI), dan Rena Fitria dari TV9 sedang melaksanakan tugas di sekitar Masjid Nabawi.
Wara-wiri di seputaran hotel dan Masjid Nabawi menjadi aktivitas rutin tim MCH dalam melaksanakan tugas peliputan. Saat bertugas itu mereka juga ikut membantu para jamaah haji Indonesia. Dalam beberapa hari terakhir tim MCH menemui sejumlah jemaah yang lupa arah pulang ke hotel. Tim MCH pun langsung cekatan berinisiatif memberi bantuan mengantarkan para jemaah yang lupa jalan ke hotel.
Kehadiran petugas haji Indonesia di sekitar Masjid Nabawi pun menjadi akrab bagi jemaah, tak terkecuali bagi warga asing. Bukan hanya warga Indonesia, jemaah hasi negara lain juga tidak segan-segan menanyakan petunjuk jalan atau meminta bantuan jika berjumpa dengan petugas haji Indonesia.
Ini yang dialami Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia dari Media Center Haji pada Rabu (15/5). Saat tengah berkeliling di pelataran Masjid Nabawi, mereka disetop seorang pria asing. Dengan bahasa Inggris, pria yang datang ke Masjid Nabawi bersama keluarganya itu menunjuk ke seorang lansia perempuan tua. Jemaah wanita ini tampak terduduk lesu dengan wajah sedih karena terpisah dengan rombongan.
Wanita tua itu ternyata telah berjam-jam duduk di salah satu sudut pelataran Masjid Nabawi. Ia hanya bisa duduk di pelataran Masjid Nabawi karena kedua kakinya sakit. Kelompok 1 A tim MCH sempat berupaya berkomunikasi dengan bahasa Inggris termasuk menggunakan aplikasi, tapi gagal. Kendalanya adalah wartawan kesulitan berkomunikasi lantaran perbedaan bahasa. Wanita itu berbicara dengan bahasa Persia Afganistan yang tidak tercakup dalam aplikasi.
”Ketika kami datangi kami sulit berkomunikasi dengan lansia tersebut sebab dia tidak bisa berbahasa Inggris. Akhirnya kami cek kartunya dengan Google Lens. Ternyata dari Afghanistan," tutur Hikmah, seorang anggota MCH.
Kendala bahasa membuat tim MCH kesulit menolong lansia Afghanistan itu. Hingga akhirnya setelah cukup lama mencari solusi dan waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WAS, tim MCH berkomunikasi dengan tim Sektor Khusus Petugas Haji di Masjid Nabawi dan mendatangi unit Emergency for Hajj and Umroh yang berada di pintu 222. "Jadi kami antarkan ke seksi tersebut lantaran jam sudah menunjukkan jam 12 malam," ujarnya.
Dan setelah hampir dua jam berjuang, tim MCH menyerahkan wanita itu ke petugas layanan informasi haji dan umrah di pos samping pintu 333 Masjid Nabawi. Mata wanita itu tampak berkaca-kaca. Rasa bahagia penuh haru tampak menghiasi wajah wanita Afganistan itu. Berulang kali ia menyampaikan terimakasih dengan isyarat tangan. Butiran bening tampak mengalir di kelopak matanya usai mendapat bantuan dari Tim Media Center.
Hikmah menceritakan saat menyisir Masjid Nabawi pihaknya juga kerap disetop warga asing yang menanyakan arah menuju raudhah atau tempat lainnya. "Meski terkendala bahasa mereka tidak segan-segan bertanya,” ujarnya.
Tim MCH juga pernah menemukan sebanyak dua jamaah lansia wanita lupa arah pulang di pintu 33 Masjid Nabawi. Tim MCH pun menuntun kedua jamaah asal Lombok, NTB itu menuju hotelnya. Lalu tak berselang lama tim MCH A1 kembali menemukan dua jamaah tersesat dan terdampar di Karam Golden Hotel. Tim MCH yang tergabung dalam kelompok 1A akhirnya kembali membantu menemukan jamaah asal Banten itu dengan keluarganya.
Kedua nenek jamaah lansia ini tampak gemetar seraya memegang erat tangan tim MCH karena takut setelah kebingungan hingga berputar-putar di sekitar Masjid Nabawi. Mulutnya tak henti membaca asma Allah dan salawat seraya berucap syukur karena telah dibantu. Pernah pula ada sejumlah jamaah terdampar di Karam Golden Hotel karena sudah berputar-putar tidak menemukan lokasi penginapannya. Lagi-lagi tim MCH membantu jemaah terkait.
Berdasarkan data dari Siskohat hingga pukul 16.04 Waktu Arab Saudi atau pukul 20.04 Waktu Indonesia Barat (WIB) tercatat 210 kloter dengan 81.588 jamaah telah tiba di tanah suci, Madinah Al Munawarah serta Makkah Al Mukarramah 210 kloter.(tribun network/kub/dod)