PPIH Imbau Jemaah Haji Tak Tergesa-gesa Berjalan Menuju Jamarat
Setelah menyelesaikan lontar jumrah Aqabah lalu Tahallul awal, jemaah haji melakukan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari kedua puncak haji
Editor: Adi Suhendi
Laporan Khalidin Umar Barat dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Setelah menyelesaikan lontar jumrah Aqabah lalu Tahallul awal, jemaah haji melakukan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari kedua puncak haji.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menetapkan waktu lontar jumrah jemaah haji Indonesia tanggal 11 Zulhijah yaitu pukul 05.00–11.00 WAS, 11.00–17.00 WAS, dan 17.00–00.00 WAS.
Di antara waktu tersebut, jemaah bisa menyesuaikan waktu lontar pada saat sore hari atau malam dengan pertimbangan kondisi cuaca tidak panas atau lebih sejuk.
“PPIH mengingatkan jemaah agar mematuhi ketetapan waktu lontar jumrah yang telah ditentukan. Penetapan jadwal tersebut untuk meminimalisasi potensi risiko di tengah kepadatan jemaah di area lontar jumrah, serta semata untuk keselamatan jemaah,” kata anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Senin (17/06/2024).
“PPIH telah menempatkan petugas di sekitar area lontar jumrah untuk membantu mengarahkan dan memastikan jemaah haji indonesia melaksanakan lontar jumrah dengan aman,” sambung dia.
Baca juga: Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024, Timwas DPR Berencana Bentuk Pansus
Widi mengimbau jemaah agar selalu berada dalam rombongan regu ataupun kloternya ketika berangkat dari tenda Mina ke jamarat dan saat kembali.
“Tidak perlu tergesa-gesa ketika berjalan menuju jamarat, selain untuk menghemat tenaga juga untuk mempertimbangkan jemaah lain dalam rombongannya, khususnya jemaah wanita, disabilitas dan lansia,” imbaunya.
“Ketika akan kembali ke tenda , pastikan berada di jalur yang benar. Jangan melawan arus jalur jemaah, karena akan berpotensi tabrakan. Ikuti arahan petugas, ketua regu, ataupun ketua rombongan,” ucapnya.
Ia berpesan, saat jemaah akan melakukan aktivitas lontar jumrah, pastikan membawa bekal minuman untuk menjaga hidrasi tubuh.
Baca juga: Puncak Haji, Jemaah Indonesia Diminta Patuhi Waktu Lontar Jumrah Demi Keselamatan
Membawa identitas diri berupa paspor, visa, gelang tangan, serta identitas rombongan yang mudah dikenali rekan lainnya.
“Antarjemaah agar saling bantu bila jemaah lain mendapatkan kesulitan. Jangan sungkan meminta bantuan petugas yang bersiaga penuh di sepanjang jalur jamarat,” ucapnya.
Selama di Mina, Widi menyampaikan, jemaah agar fokus melakukan aktivitas ibadah dengan memperbanyak zikir, mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah, mengagungkan Asma Allah, baik dengan bertakbir, membaca Alquran, kalimat tauhid, dan wirid-wirid lainnya.
"Selingi zikir dengan berdoa kepada Allah, karena Mina termasuk tempat mustajab. Panjatkan doa-doa dan harapan terbaik bagi pribadi, keluarga dan untuk bangsa kita tercinta,” tuturnya.
Lanjut dia, bila tidak ada keperluan mendesak, jemaah sebaiknya tetap berada di tenda.
Upayakan memakai masker selama di luar tenda, mengingat kawasan Mina yang padat dan berdebu.
"Kenali dengan baik identitas dan jalur menuju tenda masing-masing agar tidak tersesat,” pungkas dia.
Hingga hari ini, tercatat jemaah haji reguler yang wafat di Tanah Suci berjumlah 120 orang dengan rincian;
wafat di Bandara 3 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 87 orang dan di Arafah 9 orang. Jemaah haji khusus yang wafat berjumlah 8 orang.