Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenkes: Cuaca Panas Ekstrem Picu Jemaah Haji Rentan Alami Kelelahan

Pada jemaah lansia, kondisi tubuh mudah terpengaruh oleh suhu cuaca yang ekstrem panas dan adaptasi terhadap aktivitas yang menuntut gerak cepat. 

Penulis: Febri Prasetyo
zoom-in Kemenkes: Cuaca Panas Ekstrem Picu Jemaah Haji Rentan Alami Kelelahan
AFP/FADEL SENNA
Seorang pria berdiri di sebuah restoran menyaksikan jamaah Muslim berjalan mengelilingi Ka'bah, tempat suci umat Islam, di Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi pada 13 Juni 2024, menjelang ibadah haji tahunan. 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Poli Rehabilitasi Medik menjadi layanan yang ramai dikunjungi pasien di antara berbagai layanan kesehatan di Lantai M Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. 

Tim Rehabilitasi Medis KKHI Makkah dipimpin oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi (SpKFR), yakni DR. dr. Siti Chandra Widjanantie SpKFR-K menyatakan bahwa ibadah haji merupakan ibadah fisik yang menuntut aktivitas bergerak dan berjalan kaki secara terus menerus. 

Hal ini membutuhkan ketahanan sistem fungsi kardiorespirasi dan neuromuskuloskeletal yang optimal agar jemaah mampu menjalaninya dengan kemampuan istitha’ah yang maksimal.

Pada jemaah lansia, kondisi tubuh mudah terpengaruh oleh suhu cuaca yang ekstrem panas dan adaptasi terhadap aktivitas yang menuntut gerak cepat. 

Hal ini meningkatkan risiko jatuh, yang dapat mengakibatkan terkilir, cedera otot (muscle sprain), cedera pergelangan kaki, bahkan patah tulang pergelangan tangan, pinggul, paha atau kaki pada jemaah lansia.

 Kondisi ini mengakibatkan angka kesakitan, meningkatnya ketergantungan, serta risiko disabilitas.

"Cuaca ekstrem juga berpotensi membuat jemaah mengalami yang menyebabkan disorientasi/delirium, mengganggu sistem pernapasan, mengiritasi saluran pernapasan bagian atas, dan meningkatkan risiko radang tenggorokan akibat udara panas, debu, dan kurangnya hidrasi pada lapisan pelembab saluran pernapasan atas," kata dia mengutip dari laman Kemenkes, Rabu (19/6/2024).

Berita Rekomendasi

Ia menjelaskan gangguan pernapasan dapat memperburuk kondisi jemaah yang sebelumnya memiliki penyakit asma terkontrol atau penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) terkontrol. 

Hal ini dapat memicu sesak napas yang memberat, penurunan kadar oksigen (desaturasi), dan bahkan membutuhkan perawatan inap dengan antibiotik dan suplementasi oksigen karena jemaah tidak mampu bergerak tanpa mengalami sesak napas. 

Kelelahan pada sistem jantung juga dapat memperberat kondisi jemaah yang sebelumnya memiliki gangguan jantung, meskipun terkontrol dengan obat.

Kasus terbanyak yang ditangani oleh tim Rehabilitasi Medis adalah kasus muskuloskeletal (ortopedi, bedah, cedera, nyeri sendi). 

Baca juga: Mina Kini Sepi, Tenda Mulai Dibongkar, Jemaah Haji Kembali ke Hotel

Penanganan dengan memberikan berbagai latihan, seperti stretching, penguatan, ketahanan, dan proteksi sendi, untuk membantu pemulihan pasien.

“Dengan optimalisasi aktivitas dan ketahanan serta kemampuan mobilisasi pasien, tim rehabilitas medis dapat membantu KKHI dalam mendampingi Duyufurrahman (tamu Allah SWT) menjalani rangkaian ibadah dengan istitha’ah seoptimal mungkin menuju Haji yang Mabrur,” ujar dr. Chandra.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas