Pesawat The Henan Airlines Jatuh Menewaskan 42 Penumpang
Pesawat The Henan Airlines yang berpenumpang 91 orang jatuh di kota Provinsi Heilongjiang Yichun, Cina, Selasa (24/8/2010).
Editor: Anwar Sadat Guna
Sesaat setelah jatuh di landasan timur laut Cina, pesawat seketika terbakar dan diselimuti asap tebal.
Bangnan Ming, Wakil Direktur Departemen Keamanan Publik Heilonjiang, seperti dikutip China Central Television, mengatakan bahwa 42 mayat telah ditemukan dan 49 penumpang lainnya berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit terdekat.
Sementara itu, Wakil Walikota Yichun, Wang Xuemei, mengatakan bahwa tiga dari 49 penumpang selamat dalam kondisi kritis, namun pihaknya tidak memberi rincian perkembangan terakhir.
Pesawat The Henan Airlines, menurut Xinhua merupakan buatan Brasil tipe Embraer jet E-190, saat itu sudah lepas landas dari ibukota Heilongjiang sekitar pukul 21.00 waktu setempat dan tak lama, sekitar satu jam kemudian, jatuh ketika mencoba mendarat di bandara Lindu.
Seorang pejabat bernama Qi di No Yichun mengatakan, 30 orang telah dibawa ke Rumah Sakit Rakyat, Cina, untuk mendapatkan perawatan, dan sebagian besar menderita patah tulang.
Wang, seorang pria yang menunggu keluarganya di Rumah Sakit Rehabilitasi Yichun, mengatakan bahwa 10 korban dipindahkan ke rumah sakit tersebut dengan kondisi mengalami luka bakar.
"Sementara, delapan korban lainnya berada di Rumah Sakit Yichun Kehutanan," kata seorang petugas jaga bernama Zhou. Dia mengaku tidak mengetahui seperti apa luka yang dialami delapan penumpang tersebut.
Di pesawat itu adan lima anak-anak dan sekitar lima awak pesawat. Henan Airlines yang berbasis di Provinsi Cina tengah, merupakan pesawat terbang yang melayani penerbangan regional yang lebih kecil, terutama pada rute di utara dan timur laut Cina.
Sebelumnya, pesawat ini dikenal sebagai Kunpeng Airlines, dan akhirnya diluncurkan kembali dan berganti nama menjadi Henan Airlines awal tahun ini.
Henan Airlines dan maskapai lainnya yang melayani penerbangan regional dalam negeri berusaha tetap melayani penerbangan meski terkadang sulit mendapatkan penumpang di tengah maraknya jalur kereta api berkecepatan tinggi yang secara agresif memperluas aksesnya di Cina. (AP)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.