Kemenlu Italia: Sudah 1.000 Warga Libya Tewas Terbunuh
Pemimpin Libya seperti putus asa mengatasi aksi unjuk rasa. Ini tampak dari banyaknya orang tewas di negara
Penulis: Widiyabuana Slay
Menurut Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Italia, jumlah orang yang tewas dalam aksi tersebut sudah mencapai 1.000 orang. Sejumlah negara yang memiliki hubungan bisnis dengan negara penghasil minyak terbesar di Afrika itu segera mengevakuasi warga mereka karena takut menjadi sasaran amuk massa pro-Kadhafi.
Satu di antara negara itu adalah Perancis. "Saya akan menghentikan hubungan ekonomi,perdagangan, dan keuangan dengan libya sampai ada pemberitahuan sebelumnya," demikian ujar Presiden Nicolas Sarkozy.
Namun, terlihat dunia internasional terpecah belah mengenai bagaimana menyelesaikan masalah dengan Kadhafi. Qatar, misalnya, melalui perdana menterinya menyatakan mereka tidak akan mengisolasi Libya sementara sejumlah pejabat senior negara itu memberikan dukungan aksi menggulingkan Kadhafi pada pekan lalu.
Seorang pejabat senior Kadhafi yang juga tangan kanan anak kandungnya, Saif, adalah sebuah perubahan yang terjadi di negara itu.
"Saya mundur dari Kadhafi Foundation untuk menunjukkan rasa tidak setuju atas kekerasan yang dilakukan," demikian kata Direktur Eksekutif Kadhafi Foundation, Youssef Sawani. Kadhafi meminta massa pendukungnya melakukan aksi balasan. Namun, pada pagi hari, hanya sekitar 150 orang berkumpul di Lapangan Hijau, Tripoli, sembari mengibarkan bendera dan foto Kadhafi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.