Libya dan Lebanon Saling Melancarkan Aksi Boikot
Saat PBB berusaha mencari cara menyelesaikan krisis, sejumlah negara-negara berusaha mengeluarkan warga mereka dari Libya
Penulis: Widiyabuana Slay
Seperti dilansir CNN dan dikutip Tribunnews.com, Jumat (25/2/2011),sebuah kapal berbendera Inggris meninggalkan Benghazi, kota terbesar kedua di negara itu, dengan 207 penumpang. Kapal feri Amerika Serikat (AS) juga akan menjemput warga mereka yang diperkirakan sedikitnya berjumlah 275 orang.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan kapal feri itu meninggalkan Tripoli menuju Malta. Evakuasi ini melahirkan ketegangan diplomatik antara Lebanon dan Libya. Pemerintah Libya menolak kapal Lebanon mengambil warga mereka yang terjebal dalam kerusuhan di Tripoli.
Dua hari sebelumnya, Lebanon menolak memberikan izin ke sebuah pesawat Libya yang diduga membawa seorang anggota keluarga Kadhafi. Demikian disampaikan Ali Hamdan, seorang penasihat hubungan luar negeri.
Pertempuran antara para pengunjuk rasa dan juga pro-pemerintah terus berlanjut dan pemberontakan terus terjadi di wilayah Tripoli. Ibu kota adalah wilayah akar rumput pemerintah yang sangat kuat. Di Tripoli, sejumlah laporan menyebutkan jika pasukan keamanan membersihkan jalan-jalan pada Kamis malam.
Mereka memindahkan barikade, memindahkan mayat-mayat, dan membersihkan grafiti yang dibuat oleh para pengunjuk rasa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.