TRIBUNNEWS.COM, LIBYA - Kelompok oposisi berhasil meledakan pesawat tempur milik Pemimpin Libya Moammar Khadafy. Pesawat tempur ini meledak di Benghazi, Libya pada Sabtu (19/3/2011).

"Ledakan dimulai sekitar 02.00 waktu setempat. Kita mendengar ledakan berada 20 km (12 mil) dari Benghazi. Kami melihat satu pesawat meledak terbakar," kata penduduk setempat seperti dilansir Reuters.

Disebutkan, aksi penembakan pesawat tempur tersebut, sebagai aksi balas dendam kelompok oposisi atas serangan pasukan Khadafy ke daerah basis kelompok penentang pimpinan Libya ini. Saat itu, pasukan pro Khadafy memborbadir markas kelompok oposisi saat pra pertemuan internasional di Perancis. Pertemuan ini dihadiri Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan para pemimpin Arab.

"Kami melihat tank Khadafy, mobil dan truk rudal kurang dari lima km jauhnya," kata seorang pejuang pemberontak, Mohammed.

Sebagaimana diketahui, Libya telah mengumumkan gencatan senjata sepihak pada hari Jumat setelah Dewan Keamanan PBB mengesahkan sebuah zona larangan terbang di atas Libya.

Tapi Amerika Serikat menuduh Khadafy mengabaikan tuntutan internasional tersebut. Setelah seruan genjatan senjata, pasukan Khadafy justru  melakukan serangan ke basis kubu kelompok oposisi di Benghazi. Pemberontak Libya mengatakan mereka dipaksa mundur oleh pasukan Khadafy.

"Mereka 60 km (40 mil) kemarin, hari ini mereka sudah berada 20 km dan mereka bisa berada di sini dalam waktu setengah jam sampai 90 menit," kata pemberontak tempur Khalid Ahmed di sebuah pangkalan pemberontak di tepi barat kota.

sementara itu, di tempat lain di kota itu, pemberontak juga melaporkan terjadi pertempuran dan serangan oleh pasukan Khadafy. "Fighter jet membom jalan menuju bandara dan telah ada serangan udara di pinggiran distrik Hadi Abu," kata Mohammed Dwo, seorang pekerja rumah sakit dan pendukung pemberontak.