Serbuan Udara Barat ke Libya Justru Tewaskan Ratusan Sipil
Serangan udara militer barat yang dipimpin Amerika ke Libya dituding telah menyalahi resolusi PBB. Serangan tersebut, bertujuan untuk
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
"Apa yang terjadi saat ini adalah negara-negara Barat berperang di pihak pemberontak. Ini tidak diizinkan oleh resolusi PBB," ujar Mussa Ibrahim, juru bicara pemerintah Libya, Kamis (24/3/2011)
Ibrahim menyebut target berikut serangan udara barat adalah fasilitas komunikasi yang dimiliki Pemerintah Libya. Pernyataan Ibrahim tersebut merujuk pada informasi dari intelejen.
"Kami telah menerima informasi intelijen bahwa prasarana siaran dan komunikasi kami akan menjadi sasaran, mungkin malam ini, oleh serangan-serangan udara," lanjut Ibrahim.
Selain itu, Tripoli juga menyatakan serangan-serangan udara pihak barat justru menewaskan korban sipil. Disebutkan selama lima hari serangan bom udara, sebanyak 100 warga sipil telah tewas karena serangan tersebut.
"Ini akan, jika terjadi, sangat tidak bermoral dan ilegal. Ini adalah sasaran-sasaran sipil." Para pejabat militer Barat membantah ada korban tewas sipil dalam operasi menegakkan zona larangan terbang di Libya untuk melindungi penduduk sipil dari pasukan pemerintah.
"Kami memenuhi janji kami. Kami melakukan gencatan senjata. Kami hanya membalas serangan-serangan udara yang tentunya menjadi hak kami, dan pemberontak di wilayah timur menyerang militer kami dengan perlindungan serangan udara," kata Ibrahim.
Libya kini digempur pasukan internasional yang merasa mendapat legitimasi dari Perserikatan Bangsa-bangsa yang disahkan, Kamis (17/3/2011) lalu.
Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya dengan laporan-laporan mengenai serangan udara oleh pasukan Moamer Kadhafi, yang membuat marah Barat.
Selama beberapa waktu hampir seluruh wilayah negara Afrika utara itu terlepas dari kendali Kadhafi setelah pemberontakan rakyat meletus di kota pelabuhan Benghazi pada pertengahan Februari. Namun, kini pasukan Kadhafi dikabarkan telah berhasil menguasai lagi daerah-daerah tersebut.
Ratusan orang tewas dalam penumpasan brutal oleh pasukan pemerintah dan ribuan warga asing bergegas meninggalkan Libya pada pekan pertama pemberontakan itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.