Osama Tewas, Ban Ki Moon Ingat Korban Teroris di AS
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyebut, kematian Osama bin Laden merupakan momen penting dunia dalam memerangi momok terorisme.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyebut, kematian Osama bin Laden, dalang di balik serangkaian serangan dan teroris paling terkenal di dunia, merupakan momen penting dunia dalam memerangi momok terorisme.
Berbicara kepada wartawan di Markas Besar PBB di New York, Ban mengatakan, kematian Osama bin Laden kembali mengingatkan atas jatuhnya korban teror Osama.
"Itu adalah hari untuk mengingat korban dan keluarga korban terorisme di Amerika Serikat dan di belahan dunia lain," kata Ban dalam rilis PBB, Selasa (3/5/2011).
Sebagaimana diketahui, bin Laden mengaku bertanggung jawab atas serangan 11 September 2001 di AS yang merenggut nyawa hampir 3.000 orang. Ia juga diyakini bertanggung jawab, yang mengatur atau mendanai serangan lainnya, termasuk pemboman 1998 yang menghantam dua kedutaan besar AS di Afrika Timur, pemboman 1995 di pusat pelatihan keamanan Saudi di Riyadh dan serangan di Afghanistan.
Ban memuji pekerjaan pasukan yang berhasil mematikan langkah Osama di Pakistan. Pasalnya, kejahatan Osama menyentuh semua benua, dan membawa tragedi untuk ribuan pria, wanita dan anak-anak.
Pernyataan Ban senada dengan Majelis Umum Presiden Joseph Deiss, yang mengatakan bahwa perjuangan PBB melawan terorisme dilakukan atas nama semua korban. "Teroris harus tahu bahwa tidak akan ada ampun bagi perbuatan mereka," imbuhnya.
Deiss menekankan, terorisme tetap tidak dapat diterima, terlepas dari apa bentuk atau tujuannya.
sementara itu, Duta Besar Perancis, Gérard Araud yang juga menjabat kepala Dewan Keamanan menyambut baik berita kematian bin Laden.
Araud mendesak, semua negara untuk tetap waspada dan mengintensifkan upaya mereka untuk mengalahkan terorisme, termasuk dengan bekerja sama untuk membawa ke pengadilan para pelaku, penyelenggara dan sponsor serangan teroris.
"Terorisme tidak akan dikalahkan oleh kekuatan militer, dan langkah-langkah penegakan hukum dan operasi intelijen saja. Melainkan hanya bisa dikalahkan oleh pendekatan berkelanjutan dan komprehensif yang melibatkan partisipasi aktif dan kerjasama dari semua Negara, dan hubungan internasional dan regional organisasi dan masyarakat sipil untuk mengatasi kondisi yang kondusif bagi penyebaran terorisme dan untuk menghalangi, merusak, mengisolasi dan melumpuhkan ancaman teroris," urainya.
Yury Fedotov, Direktur Eksekutif PBB bidang Obat-obatan dan kejahatan (UNODC) mencatat, sejumlah besar nyawa hilang di seluruh dunia sebagai akibat dari kegiatan Al-Qaeda.
"Masih ada pekerjaan yang signifikan dalam menangani terorisme, termasuk mengatasi kondisi yang menyebabkan atau memfasilitasi terorisme dan membangun landasan hukum yang diperlukan untuk bekerja melawan ancaman keamanan manusia secara manusiawi dan efektif," sergahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.