TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Suriah, Senin (23/7/2012), mengancam akan menggunakan senjata kimia dan biologi jika diserang oleh negara lain. Demikian dilansir NY Daily News, Selasa (24/7/2012).

Ini untuk pertama kalinya, rezim berkuasa di negara itu mengakui jika mereka memiliki senjata pemusnah massal.

Juru bicara kementerian luar negeri, Jihad Makdissi, menegaskan jika pemerintah tak akan menggunakan senjata non-konvensial untuk melawan warganya sendiri. Pengumuman ini dikeluarkan setelah Suriah terancam mendapat isolasi internasional karena pertempuran dengan pemberontak di negara itu yang menewaskan sedikitnya 19 ribu orang tewas. Tak hanya itu, Israel juga mengancam akan menyerang Suriah untuk mencegah senjata berbahaya jatuh ke tangan kaum pemberontak.

Namun, keputusan Suriah untuk mengungkapkan senjata kimia yang sudah lama dicurigai dianggap sebagai tindakan putus asa rezim akibat tekanan dari berbagai pihak serta kesuksesan kelompok pemberontak menekan termasuk meledaknya bom yang membunuh sedikitnya empat orang pejabat tinggi, penangkapan sejumlah orang, dan serangan yang terus-menerus di Damaskus di Aleppo.

"Tak akan ada senjata kimia atau biologi yang akan digunakan dan saya ulangi tak akan pernah digunakan selama krisis berlangsung di Suriah," ujar Makdissi yang menambahkan senjata itu disimpan secara rahasia dan diawasi secara ketat.

INTERNASIONAL POPULER