Bisnis Pembuatan Tato di Jepang, Riwayatmu Kini
Bisnis tato di Jepang mungkin sudah meredup saat ini. Dulu seorang artis tato bisa menerima tamu pelanggan
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Bisnis tato di Jepang mungkin sudah meredup saat ini. Dulu seorang artis tato bisa menerima tamu pelanggan sekitar 150 orang per bulan atau sekitar lima orang per hari. Tapi kini paling-paling tidak orang per hari. Itu pun juga kalau beruntung, sehingga bagi yang mau ke seniman pembuat tato kini agak mudah membuat janji karena para pelanggan sudah berkurang.
Demikian ungkap seniman tato terkenal Jepang Horiyoshi III alias Yoshihito Nakano, kelahiran kota Shimada, Shizuoka, 9 Maret 1946, yang diwawancarai khusus Tribunnews.com, Senin (29/4/2013) di galerinya.
"Dulu tamu saya bisa lima atau enam orang per hari, bahkan lebih, sibuk sekali. Tapi itu sekitar delapan tahun lalu," paparnya. Kini paling-paling sekitar 3 orang per hari, tambahnya lagi. Alasan penurunan kurang diketahuinya pasti. namun salah satu alasan karena munculnya UU Anti Yakuza (Botaiho) di Jepang yang semakin memperketat gerak langkah Yakuza saat ini," jelasnya.
Selain itu, tambahnya, ada kemungkinan jumlah seniman pembuat tato semakin banyak di Jepang saat ini, antara lain karena adanya mesin pembuat tato yang semakin memudahkan dan mempercepat kerja sang artis.
Hotiyoshi tidak mau berbicara soal uang yang diperolehnya, "Saya melakukan kerja ini dengan senang untuk membantu orang yang mau ditato, supaya dia terpuaskan, dan bukan untuk uang semata. Lagi pula susah untuk menyebutkan berapa mesti bayar karena kondisi tiap orang berbeda dan apa yang di tato pun berbeda. Kalau hitam putih dan berwarna berbeda. Hitam putih lebih murah. Tingkat kesulitan desain berbeda harga. Lama melakukan tato, atau sesi tato juga berbeda. Badan yang kurus atau gemuk juga berbeda danb segala macam kondisi. Banyak yang mesti diperhitungkan, jadi sulit bicara soal berapa biayanya," paparnya.
Seorang mantan Yakuza sumber Tribunnews.com mengatakan bahwa tato yang mencapai seluruh badan, bahkan bisa setahun, memakan biaya sedikitnya 10 juta yen. Itu pun juga tergantung kepada artis tato yang terkenal atau tidak.
Lama waktu tato, menurut Horiyoshi juga tergantung kepada kekuatan dan kondisi atau kesehatan di customer yang mau di tato. Kalau dia kuat bisa agak panjang. Tapi yang bagus, tambahnya, antara satu dua jam dan dilakukan sekali atau dua kali seminggu saja, tambahnya lagi.
Bisnis tato sendiri menurutnya akan terus berjalan sampai kapa pun, tidak akan hilang, tekannya. Tato di masa depan akan banyak terkait dengan desain dan fashion. Menurutnya, akan banyak orang di tato di masa depan dengan maksud untuk bergaya, bersantai, diperlihatkan kepada orang lain dan fashion yang indah, satu set dengan peralatan kecantikan atau pakaian yang digunakannya.
Saat ini customernya diakui separuh justru orang asing dan separuh lagi orang Jepang sendiri. Kalangan yakuza saja sudah jauh semakin berkurang saat ini, mungkin karena adanya Botaiho tersebut tadi.
Info Yakuza lengkap silakan lihat di www.yakuza.in