Konflik FARC dan Pemerintah Kolombia Mendekati Akhir
Konflik yang terjadi antara FARC, pasukan gerilyawan Maois, dengan Pemerintah Kolombia sudah mendekati akhir.
Laporan Wartawan Tribun Jakarta Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBIA - Konflik yang terjadi antara FARC, pasukan gerilyawan Maois, dengan Pemerintah Kolombia sudah mendekati akhir.
Juru runding utama FARC Ivan Marquez mengatakan, konflik tersebut segera berakhir setelah Pemerintah Kolombia mau menerima sejumlah klausul perdamaian yang disodorkan gerilyawan.
Salah satu klausul itu ialah, pemerintah mau menjalankan program reforma agraria yang berpihak kepada kaum tani tak bertanah.
"Kami juga menyerukan agar partai-partai dan juga serikat kerja sayap kiri yang ada di Kolombia bergabung untuk menandatangani kesepakatan damai," ujar Ivan Marquez dalam sebuah wawancara dengan jaringan media Kolombia RCN, Senin (16/07/2013).
Pemerintah sendiri menargetkan, pakta perdamaian bisa disahkan sebelum November 2013.
Namun, Marquez yang bernama asli Luciano Marin Arango ini mengatakan, pemerintah tak boleh mendesak organisasinya agar cepat-cepat meneken pakta damai.
"Mungkin saja (meneken kesepakatan sebelum November]. Tapi untuk mencapai perdamaian perlu waktu. Kesepakatan perdamaian yang buruk malah akan lebih jelek dari pada perang," tandasnya.
FARC, tercatat sudah 50 tahun terakhir melancarkan perjuangan bersenjata, untuk memperjuangkan program reforma agraria, dan pembangunan industri nasional yang mandiri. Gerilyawan ini, seringkali distigma sebagai gerombolan sindikat narkotika oleh Amerika Serikat.