Eskalator di Jepang Banyak Digunakan Merekam Bagian Intim Perempuan
Mulai bulan Juli lalu pihak Japan Railways telah menempelkan banyak sekali pengumuman di stasiun kereta api
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com di Tokyo, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mulai bulan Juli lalu pihak Japan Railways telah menempelkan banyak sekali pengumuman di stasiun kereta api, khususnya mengenai para pengguna tangga berjalan (eskalator) karena dalam setahun ternyata sedikitnya 250 orang mengalami kecelakaan di Jepang. Bahkan ada yang hampir meninggal dunia karena gegar otak gara-gara jatuh dari tangga berjalan tersebut.
Larangan berjalan di tangga berjalan tersebut, menjadi satu dari sejumlah penyebab kecelakaan yang terjadi di tangga berjalan di berbagai stasiun kereta api di Jepang. Demikian pengamatan Tribunnews.com di Jepang selama setahun terakhir ini.
Bulan Mei 2013 ini bahkan ada pria setengah baya yang jatuh di stasiun di Tokyo. Dia jatuh karena bertabrakan dengan orang lain yang juga menggunakan tangga berjalan tersebut. Dia berusaha cepat-cepat, terburu buru menyelinap di antara orang yang ada di tangga berjalan, akibatnya malah jatuh dan kepalanya memar, luka berat.
Pada waktu jam-jam sibuk di Jepang pagi hari terutama, hampir semua orang berlarian termasuk berlarian di tangga berjalan, mengejar waktu, mengejar kereta api yang pasti tiba tepat waktu sehingga ketinggalan kereta berarti terlambat lima sampai sepuluh menit. Bahkan ketinggalan di stasiun kereta kecil bisa terlambat setengah jam karena hanya dua kereta per jam di sebuah stasiun kecil di kota kecil di Jepang.
JR East menempel stiker larangan berjalan di tangga berjalan pada sekitar 1.700 eskalator di Jepang saat ini.
Seorang pengguna eskalator usia lanjut sekitar 80 tahun kepada Tribunnews.com bahkan menceritakan kesaksiannya banyak anak muda terburu-buru lari di tangga berjalan, bukan hanya kecelakaan, tetapi akhirnya tasnya terjepit atau tersangkut di tangga berjalan, memunculkan banyak permasalahan bagi orang lain (meiwaku = menyusahkan orang lain).
Ada pula pengguna tangga berjalan yang luka kakinya karena menggunakan sandal, lalu sandal masuk ke celah tangga berjalan, kaki pun ikut tertarik ke arah selisipan tangga berjalan tersebut membuat luka yang cukup parah. Banyak sekali kasus di tangga berjalan di Jepang. Bahkan (entah disengaja atau tidak) muncul pula benda tajam di tangga berjalan sehingga mencederai pengguna tangga berjalan tersebut.
Di lain pihak bagi yang "gila seks" dipakai sebagai tempat perekaman video paling enak khususnya kepada wanita muda yang menggunakan rok, sehingga kelihatan celana dalamnya.
Pelaku video tidak sah tersebut apabila tertangkap tangan oleh polisi akan dapat hukuman masuk penjara atau denda sekitar lima juta yen.
Namun ini yang menjadi perhatian khusus pihak perkeretaapian Jepang adalah lari atau berjalan di tangga berjalan yang menjadi larangan, tetapi tak ada sanksi penjara atau sanksi denda. Semua dilakukan lebih kepada himbauan agar masyarakat terjauhkan dari kecelakaan baik dirinya maupun terhadap orang lain.