Dubes Rusia Diduga Dipukuli Polisi Belanda, Putin Protes
Rusia telah mengajukan protes diplomatik resmi atas insiden yang dialami oleh Duta Besar Rusia di Belanda, Dmitry Borodin.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MOSCOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menuntut permintaan maaf dari Pemerintah Belanda, setelah seorang diplomat Rusia di Den Haag, dipukuli di depan keluarganya oleh orang bersenjata.
Rusia telah mengajukan protes diplomatik resmi atas insiden yang dialami oleh Duta Besar Rusia di Belanda, Dmitry Borodin.
"Kami sedang menunggu penjelasan, permintaan maaf dan juga hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab," ujar Putin dalam sebuah konferensi pers di sela-sela KTT-APEC, di Bali, Indonesia, Selasa (8/10/2013).
"Reaksi kita tergantung bagimana pihak Belanda menanggapinya," lanjut Putin.
Seorang juru bicara polisi Den Haag, Ellen van Zijl, membenarkan insiden itu. "Orang ini baik-baik saja, dia tidak di rumah sakit," katanya.
Dia menolak untuk memberikan rincian insiden itu lebih lanjut.
Kantor berita Belanda ANP memberitakan polisi telah mengunjungi rumah Borodin, setelah menerima keluhan dari tetangga tentang perlakuannya terhadap anak-anaknya.
Seorang juru bicara kedutaan Rusia di Den Haag, Sofia Sarenkova, menilai kepolisian Belanda telah berdalih.
Sarenkova mengatakan polisi Belanda berpakaian preman telah mendatangi Borodin dan memukulinya dengan tongkat sebelum membawanya ke kantor polisi.
Di Moskow , Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Duta Besar Belanda di hari Selasa untuk menuntut " penjelasan lengkap ".
Insiden ini menambah ketegangan antara Rusia dan Belanda, yang sudah berselisih atas penuntutanaktivis lingkungan yang terlibat dalam protes terhadap pengeboran minyak Arktik.
Jumat lalu, Belanda meluncurkan proses hukum terhadap Rusia atas penahanan aktivis Greenpeace di kapal Belanda setelah protes mereka di sebuah rig minyak lepas pantai utara Rusia. Dua dari 30 orang yang ditangkap berkewarganegaraan Belanda. (reuters.com)