Kontak Senjata Pecah di Malakal, 116 Orang Terluka
Kontak senjata yang terjadi Upper Nile, Unity, dan Jonglei, Sudan Selatan, menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JUBA - Kontak senjata yang terjadi Upper Nile, Unity, dan Jonglei, Sudan Selatan, telah menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan ratusan orang terluka.
Organisasi medis internasional Dokter Lintas Batas (MSF), mengatakan tengah merawat 116 orang yang terluka dalam kontak senjata tersebut.
Mereka terluka dalam insiden yang terjadi di Malakal dan Nasir, negara bagian Upper Nile.
"Pertempuran di Malakal dalam beberapa hari terakhir membatasi kemampuan kami untuk menjangkau orang-orang terlantar di lokasi tempat mereka berkumpul, dan menghambat orang-orang mendapat bantuan kemanusiaan yang sangat mereka butuhkan," ujar Raphael Gorgeu, Kepala Misi MSF di Sudan Selatan, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat (17/1/2014).
“Setiap hari kami terus merawat pasien luka-luka yang jumlahnya terus bertambah di rumah sakit kami, kami juga prihatin akan kondisi hidup ratusan ribu pengungsi di seluruh negeri ini. Sebagian besar melarikan diri dari rumah tanpa membawa perbekalan dan hanya memiliki sedikit makanan, air, dan akses layanan kesehatan," lanjutnya.
Kebutuhan medis penduduk, telah membuat berbagai fasilitas kesehatan yang ada di sana ewalahan.
MSF mengaku telah memperkuat tim daruratnya untuk merespons kebutuhan kesehatan dan kemanusiaan penduduk.
Mereka melaporkan, dalam beberapa minggu terakhir MSF telah memberi bantuan bagi pengungsi di Awerial, negara bagian Lakes di ibukota Sudan Selatan, Juba.
Tim MSF juga telah mulai memberikan bantuan kepada pengungsi yang melarikan diri dari Bentiu ke Leer, di negara bagian Unity; di Nasir dan Malakal, negara bagian Upper Nile; di Lankien, negara bagian Jonglei; dan di Nimule, di negara bagian Eastern Equatoria yang terletak di perbatasan Uganda.
Di luar negara Sudan Selatan, tim MSF mendukung Kementerian Kesehatan Uganda dan Kenya menyediakan layanan kesehatan dan air bersih bagi para pengungsi, dan sebuah tim juga tengah melakukan survei kebutuhan pengungsi di Ethiopia.
Pada saat yang sama, tim MSF di Sudan Selatan terus menjalankan program reguler di seluruh negeri. MSF kini menjalankan 15 program di sembilan negara bagian, dari sepuluh negara bagian yang ada di Sudan Selatan. Bulan lalu, tim MSF menangani 41.899 konsultasi, merawat 1.628 pasien rawat inap, melakukan 282 pembedahan, membantu 852 persalinan dan merawat 655 orang yang terluka akibat perang. Lima puluh ton persediaan medis dan logistik telah didistribusikan ke lokasi proyek.
MSF menyerukan kepada semua pihak konflik ini untuk menghormati integritas fasilitas medis, untuk memperbolehkan organisasi bantuan menjangkau komunitas yang terdampak, dan memperbolehkan pasien mendapat perawatan tanpa memandang asal usul atau etnisitas mereka.