Teman Tidak Percaya Zaharie Pilot Teroris
Hal itu dilakukan setelah hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pesawat tersebut "dibelokkan secara sengaja"
TRIBUNNEWS.COM - Penyelidikan atas kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 kembali difokuskan awak dan penumpang pesawat. Hal itu dilakukan setelah hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pesawat tersebut "dibelokkan secara sengaja".
Pihak berwenang Malaysia pun mulai menggeledah kediaman pilot MH 370 Zaharie Ahmad Shah dan kopilot Fariq Abdul Hamid pada Sabtu (15/3/2014).
Menurut teman-temannya, dugaan bahwa Zaharie terlibat dalam pembelokan itu merupakan sesuatu yang sulit diterima.
"Saya sulit menerima dugaan bahwa dia cenderung ke terorisme," kata Peter Chong, teman Zaharie, kepada Sydney Morning Herald, Sabtu (15/3/2014).
Teman lain Zaharie, Mohd Nasir Othman, tidak percaya teman sekolahnya itu punya niat jahat. Menurut Mohd Nasir, Zaharie orang yang bertanggung jawab dan beretika baik.
"Dia tidak akan membahayakan nyawa orang," kata Mohd Nasir.
Ketika disinggung soal simulator penerbangan yang di rumah Zaharie, Mohd Nasir mengatakan, pilot itu memang penggila gadget.
"Dia memang memasang simulator penerbangan di rumahnya karena sejak masa kami sekolah dulu dia memang gila gadget," ujar Mohd Nasir, yang menambahkan bahwa Zaharie orang yang sangat kreatif.
Menurut Mohd Nasir, Zaharie adalah sosok yang periang dan menyenangkan serta suka memasak. "Ketika dia mengundang kami pada acara syukuran rumah barunya, istrinya bilang pada kami bahwa Zaharie yang menyiapkan semua hidangan, dari makanan pembuka sampai penutup, semua dilakukannya sendiri," tuturnya.
Senada dengan Mohd Nasir, Ho Nean Chan juga menampik spekulasi keterlibatan Zaharie gara-gara simulator penerbangan itu. "Penerbangan itu hobinya. Mengapa dia tidak boleh punya simulator? Setahu saya, permainan-permainan seperti itu bisa dibeli di mana saja," ujarnya.
Teman sekolah Zaharie, Dr Ghouse Moh Noor, mengatakan dugaan soal keterlibatan Zaharie dengan pesawat yang dikendalikannya benar-benar mengejutkan bagi orang-orang yang mengenal pilot yang memiliki 18.365 jam terbang itu.
"Saya menelepon orang-orang yang mengenal dekat Zaharie dan semua sepakat dia tidak akan mungkin membahayakan jiwa penumpangnya," kata Ghouse.
"Setiap kali kami berbicara, dia selalu bilang betapa dia merasa bertanggung jawab atas nyawa penumpang di pesawatnya," pungkas Ghouse.
Zaharie, kelahiran 31 Juli 1961, bekerja di Malaysia Airlines sejak 1981. Zaharie tidak pernah bekerja di perusahaan lain, selain Malaysia Airlines.