Pilot Senior Indonesia Duga Pilot MAS Bunuh Diri
Dalam kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 ini, apa pun bisa terjadi. Dibajak pun bisa saja.Bisa juga pilotnya bunuh diri.
Penulis: Domu D. Ambarita
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Domu Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - SABTU (8/3) dini hari, genap dua pekan silam, pesawat terbang Malaysia Airlines dinyatakan hilang. Hingga hari ini, pesawat mengangkut 227 penumpang dari berbagai negara, termasuk dua bayi, dan 12 awaknya masih belum ketahuan wujudnya.
Di tengah pencarian panjang yang melibatkan tim hebat dan teknologi canggih 26 dari negara, bermunculan spekulasi, termasuk dugaan bunuh diri pilot Zaharie Ahmad Shah (53 tahun).
Dugaan ini dikemukakan pilot senior Indonesia, Tito Ariyanto. "Dalam kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 ini, apa pun bisa terjadi. Dibajak pun bisa saja. Bukan nggak bisa. Bisa juga pilotnya sendiri yang bertindak, misalnya bunuh diri," ujar Tito Ariyanto saat dihubungi Tribun dari Jakarta, Jumat (21/3) sore.
Tito sudah 25 tahun berpengalaman menerbangkan pesawat komersil. Selama itu, lulusan sekolah penerbangan dari Filipina ini lebih sering menerbangkan pesawat jenis Boeing 737.
Tito menghabiskan waktu lebih dari 25 tahun sebagai juru terbang. Kehidupannya semakin lengkap, karena pendangping hidup, Loka Tito, sang istri, juga seorang pilot.
Tito mengawali karier dari maskapai penerbangan Bouraq Airlines, penerbangan Indonesia yang berdiri April 1970 dan ditutup tahun 2005. Ia kemudian menerbangan pesawat milik penerbangan charter berbasis di Jakarta, Eastindo. Tito juga pernah pilot pada Sempati, maskapai milik Tommy Soeharto, yang berhenti beroperasi sejak 5 Juni 1998. Selanjutnya Mandala Air, Jatayu Airlines, dan Air Macau.
Kini Tito sedang menjajal profesi baru, yang menjadi guru atau instruktur untuk pilot maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia, Lion Air.