Ini Enam Cara yang Dilakukan untuk Mencari MH370 dan Kotak Hitam
Tugas sekarang adalah mencari bukti-bukti kebenaran keberadaan MH370 di Samudera Hindia bagian selatan
TRIBUNNEWS.COM - Sejak pihak pemerintah Malaysia melalui perdana menteri Najib Razak mengumumkan secara resmi bahwa Malaysia Airlines MH370 tujuan Kuala Lumpur-Beijing perjalanannya berakhir di Samudera Hindia bagian selatan.
Tugas sekarang adalah mencari bukti-bukti kebenaran keberadaan MH370 di Samudera Hindia bagian selatan. Ini enam cara yang mungkin dapat dilakukan tim pencari:
1. Bagaimana mereka dapat menentukan lokasi kecelakaan pesawat?
Tugas pertama adalah menentukan secara positif dalam hal mengidentifikasi puing apapun sebagai milik MH370 di Samudera Hindia. Masih banyak kemungkinan petunjuk yang salah.
Menurut Alain Bouillard, pria yang memimpin investigasi Perancis untuk menemukan Air France 447 yang jatuh di Samudera Atlantik pada 1 Juni 2009, dengan hilangnya 228 nyawa, laut dan samudera adalah tempat berkumpulnya sampah-sampah dimana bisa menemukan banyak hal.
"Kami menemukan peti kayu dan fragmen di pantai yang tidak ada hubungannya dengan kecelakaan itu. Hari pertama-tama kita harus mengidentifikasi puing-puing," ujarnya.
Langkah selanjutnya kata Alain mempelajari arus di daerah tersebut untuk bekerja perkiraan teoritis dari posisi awal tubuh dan puing-puing dan dengan demikian menentukan kemungkinan lokasi kecelakaan berada dengan mempelajari arus dan angin di daerah tersebut.
2. Bagaimana mereka menemukan bangkai pesawat?
Bahkan jika mereka menemukan puing-puing, tugas menanti para peneliti dalam menemukan bangkai kapal utama atau kotak hitam. Dalam kecelakaan Air France, lokasi yang tepat dari pesawat itu diketahui hanya lima menit sebelum kecelakaan terjadi yang memungkinkan tim untuk mempersempit area pencarian ke zona 75 kilometer. Bahkan kemudian,penyelidik butuh 23 bulan untuk menemukan bagian utama dari pesawat dan kotak hitam di dasar laut.
Sebuah kotak hitam perekam penerbangan yang ditemukan dalam lemari arsip di kantor pusat PBB pada Maret 2004.
Pertama, mereka menggunakan dua Pinger Locators lalu diseret di belakang kapal pada kecepatan lambat sehingga mereka bisa mendengar kotak hitam pinger ke kedalaman sekitar 6100 meter.
Masalahnya adalah alat ini hanya memancarkan sinyal darurat selama kurang lebih 30 hari, setelah itu mereka memudar dan mati.
Jika pencari pinger gagal untuk mengambil kotak hitam, perburuan bangkai kapal membutuhkan sonar dan Kendaraan Remotely Operated, atau ROV.
Arus bawah laut dapat menyapu area besar untuk menemukan benda logam dan menavigasi hingga 100 meter dari dasar laut atau bahkan kurang.