TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Panglima Tentara Mesir, Jenderal Abdel Fattah El-Sissi, secara resmi mengumumkan mengundurkan diri dari angkatan bersenjata agar bisa bertarung dalam pemilu presiden.

Dalam pidato yang disiarkan melalui televisi secara nasional hari Rabu (26/3/2014), Jenderal El-Sissi mengatakan, Mesir diancam teroris dan kini saatnya untuk memulihkan dan membangun kembali negara itu dengan penuh kemuliaan.

Keputusan El-Sissi untuk ikut dalam pemilu presiden telah diperkirakan secara luas dan tampaknya akan mendapat dukungan terbuka dari militer Mesir.

Jendral Abdel Fattah El-Sissi yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan, adalah tokoh utama militer dalam penggulingan presiden Mohammad Mursi 3 Juli 2013 lalu, pascademonstrasi massa selama berbulan-bulan menentang kepemimpinan Mursi.

Pasukan keamanan Mesir, Rabu pagi, bentrok dengan para pendukung Mursi, menewaskan satu orang. Pejabat-pejabat Mesir mengatakan sedikitnya 8 orang lainnya luka-luka dalam bentrokan dengan Universitas Kairo itu.

Polisi anti huru-hara menembakkan gas air mata kepada mahasiswa yang berdemonstrasi menentang vonis hukuman mati terhadap 529 anggota Ikhwanul Muslimin karena membunuh seorang polisi, menyerang pos polisi dan berbagai tindak kekerasan lainnya.

Pasukan keamanan dan mahasiswa juga bentrok di Kota Zagazig, di kawasan Delta Nil.